• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 16 Mei 2024

Regional

Ketua MUI Sukoharjo: Dalam Merawat Kebinekaan, Agama dan Negara Saudara Kembar

Ketua MUI Sukoharjo: Dalam Merawat Kebinekaan, Agama dan Negara Saudara Kembar
Ketua MUI Sukoharjo, KH Abdullah Faishol tengah menyampaikan materi (dok. Arindya)
Ketua MUI Sukoharjo, KH Abdullah Faishol tengah menyampaikan materi (dok. Arindya)

Sukoharjo, Jateng NU Online

Sesuai dengan pandangan Imam Al-Ghazali, agama dan negara merupakan saudara kembar, di mana agama merupakan pondasi dan negara sebagai penjaga. Jika pondasi (agama) runtuh maka peran penjaga (negara) pun akan sirna. Demikian disampaikan Ketua MUI Sukoharjo, KH Abdullah Faishol dalam acara kegiatan Dialog Publik di Graha IAIN Surakarta, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, Senin (12/10).

 

Lebih lanjut dipaparkan Kiai Abdullah Faishol, peran Agama dalam merawat Kebhinekaan di Indonesia. Menurutnya dalam penentuan bentuk negara Ir. Soekarno turut mememinta pendapat dari para ulama, salah satunya KH Hasyim Asy'ari. Dari proses istikharah para Ulama tersebut, maka diputuskanlah bentuk Darussalam (Negeri Damai) sebagai bentuk yang tepat bagi seluruh masyarakat Indonesia yang penuh dengan keberagaman.

 

"Sesuai hasil tirakat para ulama, maka disepakati bahwa bentuk yang diinginkan yaitu Darussalam, di mana bentuk negara ini menghendaki penyatuan seluruh potensi bangsa, persamaan hak dan menjunjung tinggi perdamaian sesuai dengan misi agama,"  lanjut Kiai Abdullah Faishol yang juga Rais Syuriyah PCNU Sukoharjo itu. 

 

Dalam kegiatan yang mengangkat tema 'Peran Hukum dan Keagamaan dalam Merawat Kebhinekaan Indonesia' ini hadir pula Suyono selaku perwakilan dari Polres Sukoharjo yang menyampaikan hal senada. Bahwa Indonesia memiliki banyak potensi yang luar biasa dengan pluralitas yang ada di dalamnya.

 

"Pluralitas merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Banyaknya pulau, suku, bahasa, agama, dan budaya dapat kita jadikan sarana untuk membangun bangsa yang stabil. Maka, menghindari pluralisme sama saja dengan menghindari kenyataan dari perbedaan mengenai cara pandang dan keyakinan (agama) yang hidup di masyarakat Indonesia," tutur Suyono.

 

Pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa Institut (Sema-I) IAIN Surakarta ini hadir pula pemateri lain yaitu seorang advokat sekaligus dosen IAIN Surakarta, Siti Kasiyati dan Kepala Program Studi Fakultas Hukum di Universitas Sebelas Maret (UNS), Muhammad Rustamaji.

 

Acara yang diikuti oleh 50 peserta dengan menerapkan protokol kesehatan tersebut berjalan lancar dengan antusias yang baik dari peserta melalui pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan.

 

Kontributor: Arindya

Editor: Ajie Najmuddin


Regional Terbaru