• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Regional

Hadapi Idul Kurban, NU Cilacap Siapkan Kader Juru Sembelih Halal

Hadapi Idul Kurban, NU Cilacap Siapkan Kader Juru Sembelih Halal
Kegiatan Bimtek juru sembelih hewan (Foto: NU Online Jateng/Naeli Rokhmah)
Kegiatan Bimtek juru sembelih hewan (Foto: NU Online Jateng/Naeli Rokhmah)

Cilacap, NU Online Jateng
Dalam praktik penyembelihan hewan, halal saja ternyata tidak cukup, akan tetapi juga harus tayiban. Hal ini terkait dengan kualitas daging yang dihasilkan dari proses penyembelihan. 


"Untuk itu seorang juru sembelih harus memiliki 13 kompetensi," ujar Pengurus Santri Gayeng Nusantara (SGN) Mujiburrohman.


Hal itu disampaikan pada kegiatan bimbingan teknis (bimtek) Penyembelihan Hewan Kurban yang digelar oleh Unit Pengumpul Zakat Infaq dan Sedekah (UPZIS) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kesugihan Kabupaten Cilacap di Pesantren Salafiyah Al-Falah Karangkandri, Kecamatan Kesugihan pada Ahad (26/6/2022) kemarin.


Disampaikan, terkait penyembelihan halal, harus mengkampanyekan halalan tayiban. Pertimbangan kita tidak hanya halal, tapi tayibah. Hal ini terkait kualitas daging yang dihasilkan. Tentang kehigenisan daging, kualitas daging, dan kandungan gizinya. Dalam praktiknya, menurut Mujib juru sembelih harus memahami dan memperhatikan praktik penyembelihan secara sempurna                                                                                                                                                                         
"Juru sembelih itu harus tahu posisi bagian leher mana yang harus ditebas atau disayat. Posisi tebas yang benar untuk  sapi adalah pangkal leher diukur 5 jari, kambing 3 jari, dan ayam 1 jari. Itu teknis pemotongan yang sempurna," jelasnya.


Mujib juga menerangkan adanya unsur ihsan pada penyembelihan hewan. Hal ini terkait dengan perlakuan terhadap hewan. Di sini ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Yang pertama adalah kesejahteraan hewan.


“Maksud kesejahteraan di sini adalah perlakuan terhadap hewan. Perlakukanlah hewan sebaik-baiknya. Jangan sampai hewan merasa resah akibat perilaku juru sembelih yang sembrono seperti mengasah pisau sembelih di hadapan hewan yang akan disembelih. Maka sebaiknya jangan mengasah alat penyembelih bukan di depan hewan,” lanjutnya.


Diterangkan, cara perebahan hewan juga penting diperhatikan karena kesalahan perebahan akan menyebabkan hewan terkontaminasi.  "Cara perebahan hewan harus benar agar jiwa hewan tidak terkontaminasi karena akan mempengaruhi kualitas daging dari hewan yang akan dipotong," lanjut Mujib.


Hal yang tak kalah penting diperhatikan adalah alat. Juru sembelih juga harus menyiapkan alat yang memadai karena harus memperhatikan unsur ihsan.


Direktur Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Cilacap Ahmad Fauzi kepada NU Online Jateng, Selasa (27/6/2022) menjelaskan bahwa kegiatan bimtek ditanggung sepenuhnya oleh LAZISNU Cilacap melalui penyaluran Koin NU UPZIS MWCNU Kesugihan. Hal ini sebagai bentuk kepedulian NU dalam menjawab keresahan umat terhadap praktik pelaksanaan qurban yang tidak sesuai syariat.


“Harapannya peserta yang telah mengikuti Bimtek pada hari ini bisa mendampingi masjid dan mushala yang melaksanakan qurban pada hara Raya Idul Adha nanti. Selain itu juga bisa memberikan arahan atau bimbingan terhadap pengusaha-pengusaha rumah potong hewan ataupun makanan di daerahnya masing-masing,” pungkasnya.


Kontributor: Naeli Rokhmah 


Regional Terbaru