• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Regional

Bupati Tegal: Tarawih di Masjid Wajib Terapkan Protokol Kesehatan

Bupati Tegal: Tarawih di Masjid Wajib Terapkan Protokol Kesehatan
Bupati Tegal pimpin Rakor persiapan kegiatan Ramadhan 1442 Hijriah (Foto: NU Online Jateng/Nurkhasan)
Bupati Tegal pimpin Rakor persiapan kegiatan Ramadhan 1442 Hijriah (Foto: NU Online Jateng/Nurkhasan)

Tegal, NU Online Jateng

Bupati Tegal Hj Umi Azizah mengimbau pengurus masjid dan mushala menerapkan protokol kesehatan ketat selama pelaksanaan shalat tarawih di bulan Ramadhan. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak memicu timbulnya klaster baru sebaran Covid-19. 

 

Bupati Umi menyampaikan imbauan saat memimpin Rapat Koordinasi menyambut Bulan Ramadhan 1442 Hijriah di Ruang Rapat Bupati Tegal, Jumat (9/04) lalu. 

 

Umi mengingatkan jika tren kasus baru Covid-19 di Kabupaten Tegal masih terus meningkat. Tercatat ada penambahan 105 kasus positif dan lima kasus kematian akibat Covid-19 dalam satu minggu terakhir.

 

“Situasi pandemi pada pelaksanaan ibadah Ramadhan nanti kiranya tidak boleh dipandang sebelah mata. Tipikal virus yang cepat menyebar dan mudah menular ini harus diantisipasi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Kita ingin umat muslim dapat menjalankan ibadahnya dengan tenang dan aman, tidak memicu timbulnya klaster baru sebaran Covid-19,” kata Umi.

 

Dalam rilis yang diterima NU Online Jateng, Senin (12/4), Bupati yang juga Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Tegal itu mengatakan, jika Pemerintah melalui Surat Edaran (SE) Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2021 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1442 Hijriah telah memperbolehkan pelaksanaan ibadah seperti salat tarawih dilakukan di masjid ataupun mushala.

 

"Untuk itu, saya mengimbau pengurus masjid dan mushala bisa mempersiapkan protokol kesehatan seperti membatasi jumlah jamaah tidak lebih dari 50 persen daya tampungnya, menjaga jarak aman antar jemaah, hingga mengatur sirkulasi udara di dalam ruangan agar tidak tertutup," ucapnya.

 

“Saya juga minta ada koordinasi dari kantor kementerian agama dan dinas kesehatan untuk memastikan pengurus masjid dan para imam jemaah shalat tarawih sudah disuntik vaksin. Vaksinasi pada imam masjid, termasuk ulama ini penting untuk melindunginya dari penularan virus. Terlebih, para ulama dan imam masjid biasanya berusia lanjut, sehingga lebih rentan terpapar Covid-19,” pesannya.

 

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal Sukarno menjelaskan, ada empat poin penting yang wajib diketahui masyarakat. Pertama, umat muslim boleh melaksanakan ibadah di masjid atau mushala di wilayah masing-masing dengan kapasitas maksimal 50 persen dari daya tampung ruangan. 

 

"Kedua, kegiatan selama ramadhan harus mematuhi protokol kesehatan. Tujuannya adalah untuk mencegah dan menekan penularan Covid-19. Artinya, jamaah yang akan shalat di masjid atau mushala wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir" tegasnya. 

 

Sementara bagi jemaah yang kurang sehat lanjutnya, terutama sedang batuk dan demam, dianjurkan untuk tidak ke musala atau masjid terlebih dahulu. 

 

Poin ketiga, lanjut Sukarno, pengaturan dan penyediaan sarana untuk pencegahan penularan Covid-19 menjadi tanggung jawab dan kewajiban penyelenggara atau takmir masjid. 

 

“Poin terakhir, ada pembatasan waktu baik untuk kegiatan ceramah, kultum, tausyiah, atau pun kajian. Durasi waktunya maksimal 15 menit, sehingga nanti harus ada takmir yang akan mengingatkan. Keempat poin tersebut kiranya harus dimengerti dan bisa diterapkan mengingat pemerintah bermaksud baik, menjaga dan melindungi umat muslim dalam menjalankan ibadahnya secara aman, sehat lahir, maupun batin,” pungkasnya.

 

Kontributoor: Nurkhasan
Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Regional Terbaru