• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Regional

Begini Filosofi dari Kata Santri

Begini Filosofi dari Kata Santri
Kegiatan Halal bi halal PAC GP Ansor Bonang, Sabtu (29/5).
Kegiatan Halal bi halal PAC GP Ansor Bonang, Sabtu (29/5).

Demak, NU Online Jateng

Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Rijalul Ansor Kecamatan Bonang Kabupaten Demak mengadakan kegiatan majelis dzikir dan sholawat sekaligus halal bi halal bersama jajaran Pimpinan Ranting GP Ansor dan para ulama se-Kecamatan Bonang di Masjid Roudlotul Jannah Desa Kembangan, Bonang, Demak, Jawa Tengah, Sabtu (29/5).


Ketua PAC GP Ansor Bonang, Mundzakir menyampaikan bahwa para pengurus Ansor yang mayoritas diisi oleh para pemuda merupakan sebuah kekuatan tersendiri. Mereka mempunyai semangat muda yang menggebu untuk merealisasikan program-program organisasi, maka dari itu perlunya pemetaan sumber daya manusia atau potensi para anggota dan kader agar terwujudnya kemandirian organisasi.


"Karena kita sebagai basis gerakan pemuda yang mandiri dan senang dalam syiar islam yang rahmatan lil alamin. Maka, anggota dan kader Ansor di Kecamatan Bonang yang mempunyai basic usaha dan keterampilan harus senantiasa ditingkatkan untuk kemandirian anggota dan organisasi," ucapnya.


Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bonang, KH Maimun mengungkapkan bahwa Ansor Banser sebagai Santri dari para ulama yang senantiasa mengawal para kiai untuk tetap menjaga keutuhan tegaknya NKRI dari rongrongan kelompok radikal yang juga sering menargetkan generasi muda untuk dijadikan sebagai target perekrutan, karena pada saat ini Indonesia masih diserang oleh sejumlah organisasi liar yang datang baik dalam negeri maupun luar negeri. 


"NU akan selalu tegas menolak semua gerakan radikal yang melakukan tindakan ekstrim serta menyimpang dari ajaran Agama Islam dan berusaha mengubah Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain apalagi mengganggu kedamaian NKRI. Itulah pentingnya penerapan Ideologi Pancasila kepada generasi muda," tegasnya.


Sementara itu Kiai Nasokha sebagai ulama setempat dalam mauidhoh hasanahnya mengulas tentang makna Santri. Santri berasal dari huruf sin, satirun minad dzunubi. Menurut kiai yang berasal dari Desa Kembangan tersebut artinya menutupi dari dosa-dosa. Dalam hal ini ia menekankan untuk setiap hal yang berkaitan tentang kesalahan dapat ditutupi di internal kalangan atau kelompok saja, tidak perlu untuk menyebarkan aib kemana-mana.


"Kedua, na'ibun anil masyayikh. Santri, harus mulai menata hati dan bercita-cita untuk meneruskan perjuangan para sesepuh. Santri harus menjadikan waktu adalah ilmu sehingga tidak ada waktu yang tersisa kecuali untuk menuntut ilmu," terangnya.


Setelah nun, lanjut Nasokha, huruf ketiga ialah ta’, tuhibbul hasanati. 'Mencintai kebaikan' bahwa dalam wadah gerakan pemuda yang semangat dan energik untuk senantiasa memperbanyak syiar Islam yang rahmatan lil alamin serta membuat kegiatan yang dibutuhkan dan disenangi oleh masyarakat sekitar sebagai wadah untuk berkhidmat atau mangabdi.


"Yang terakhir yaitu huruf ya', yuhibbul ulamai, cinta kepada ulama. Kita meyakini jika senantiasa mencintai para ulama juga sebagai bentuk cinta rasul juga, yang mana ulama merupakan sejatinya pewaris para Nabi. Oleh karenanya, sebagai kader Ansor Banser tidak boleh menyerah dan patah semangat dalam syiar Islam di Indonesia khususnya di Kecamatan Bonang," pungkasnya.


Acara ditutup dengan musafahah bersama segenap Pimpinan Anak Cabang beserta Pimpinan Ranting dan para ulama se-Kecamatan Bonang.


Kontributor: Samsul Ma'arif

Editor: Ajie Najmuddin


Regional Terbaru