• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Regional

3 Lembaga NU Jateng Agendakan Diskusi Pendidikan Diniyah

3 Lembaga NU Jateng Agendakan Diskusi Pendidikan Diniyah
Ilustrasi: PWNU Jateng (Foto: NU Online Jateng/Ahmad Hanan)
Ilustrasi: PWNU Jateng (Foto: NU Online Jateng/Ahmad Hanan)

Semarang, NU Online Jateng

Tiga lembaga yang ada di bawah naungan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah sedang merencanakan sebuah diskusi seputar Pendidikan diniyah. Ketiga lembaga tersebut adalah Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU), Lembaga Bahtsul Masail NU (LBMNU), dan Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU Jateng.

 

Rencananya, diskusi dengan pokok bahasan seputar pendidikan keagamaan Islam atau Diniyah ini berlangsung pada Senin (15/3) nanti di Kantor PWNU Jateng.

 

Koordinator Tim Pendidikan Diniyah, KH Munif Abdul Muhid menjelaskan jika pendidikan diniyah selama ini telah dikelola oleh masyarakat sejak Islam masuk di tanah air guna memberikan pemahaman dan pengamalan Islam kepada para peserta didik atau santri, sehingga menjadi insan yang berbudi pekerti luhur dan bertaqwa kepada Allah Ta'ala.

 

Kiai Munif yang juga Wakil Katib PWNU Jateng tersebut menambahkan fokus diskusi akan ditekankan pada masalah manajemen, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan diniyah.

 

"Dari diskusi tersebut, nantinya diharapkan muncul ide-ide dan pemikiran tata kelola pendidikan diniyah yang baik dan berkelanjutan," ujarnya.

 

Untuk itu, pihaknya merencanakan diskusi terbatas dan menghadirkan narasumber berupa Ketua PW RMINU Jateng KH Nur Machin, Ketua PW LBMNU Jateng KH Muhammad Zaenal Amin, dan Ketua PW LP Ma'arif NU Jateng H Andi R Sarkowi.

 

Ketua PWNU Jateng KH M Muzamil mengatakan bahwa selama ini pendidikan diniyah telah diselenggarakan oleh masyarakat, khususnya dari kalangan Nahdliyin. Dikatakan, satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh warga NU ini terdiri dari Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ), Madrasah Diniyah atau Sekolah Arab, dan Pondok Pesantren.

 

"Satuan pendidikan diniyah ini diklasifikasikan oleh pemerintah ke dalam kategori pendidikan non formal. Karena bersifat non formal, maka kedudukan pendidikan diniyah masih belum mendapatkan perhatian yang proporsional, padahal peranannya sangat signifikan," ujarnya.

 

Menurut Muzamil, pendidikan diniyah telah berperan signifikan dalam memberikan pemahaman dan pengamalan Islam kepada para santri dan alumninya menjadi umat yang tengah, yang terbukti berperan aktif dalam masyarakat dan pembangunan di tanah air. "Banyak alumni pendidikan Diniyah yang berkontribusi positif dalam berbagai sektor pembangunan nasional", ujarnya.

 

Karena itu, agar pendidikan diniyah dapat istiqamah mendidik para santri yang berkarakter kuat, disiplin, dan terampil dalam menjalankan tugas-tugasnya, serta tetap berkontribusi positif dalam pembangunan, kiranya diperlukan pengarusutamaan pendidikan diniyah sebagai sub kultur dalam masyarakat.

 

"Memang sistem pendidikan nasional telah diciptakan sedemikian rupa oleh pemerintah melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun agar pendidikan diniyah juga dapat menopang sistem pendidikan nasional, maka pendidikan diniyah perlu mendapatkan perhatian yang proporsional agar tidak terjadi ketimpangan antara pendidikan diniyah dengan pendidikan lainnya," pungkasnya.

 

Kontributor: Atsnal

Editor: Ahmad Hanan


Regional Terbaru