Nasional

NU Jateng: Aparatur Negara Hendaknya Hadir Ciptakan Sistem yang Berkeadilan

Rabu, 24 Maret 2021 | 11:00 WIB

NU Jateng: Aparatur Negara Hendaknya Hadir Ciptakan Sistem yang Berkeadilan

Ketua PWNU Jateng HM Muzamil (paling kanan) di acara Rapat Koordinasi (Rakor) Penguatan Moderasi Beragama bagi FKUB Regional Tengah (Foto: NU Online Jateng/Atsnal)

Semarang, NU Online Jateng
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah Hm Muzamil mengatakan, 
Islam secara bahasa artinya adalah tunduk, patuh dan selamat. Sedangkan secara istilah adalah berserah diri kepada Alloh Taala, agar selamat dunia dan akhirat.

 

"Itu bisa dilakukan dengan cara itba' atau mengikuti kepada Rasulullah Muhammad SAW (Al-Qur'an dan al-Sunnah) dan para sahabatnya (ijma' dan qiyas)," ujarnya.

 

Hal itu disampaikan Ketua PWNU Jateng dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) Penguatan Moderasi Beragama bagi FKUB Regional Tengah di Hotel Aston Inn Semarang, Selasa (23/3).

 

Disampaikan, Iman, Islam, dan Ihsan adalah satu kesatuan, tidak dapat dipisahkan. "Jika ketiga hal ini dipahami dan diamalkan secara utuh oleh umat Islam, maka umat Islam akan menjadi sebaik-baik umat, menjadi umatan wasatha," tegasnya.

 

Menurutnya, Nahdlatul Ulama didirikan oleh para Auliya tahun 1926 adalah untuk memperkuat komite Hijaz, agar bertemu dengan Raja Ibnu Saud di Arab Saudi, supaya umat Islam diperbolehkan memahami dan mengamalkan hasil ijtihad imam madzhab empat, supaya situs sejarah Islam tidak dihancurkan. 

 

"Di samping itu juga untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dengan membentuk Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI) tahun 1937. Para ulama menghendaki agar penjajahan dihapuskan, untuk mewujudkan maslahat, dan menolak mafsadat," jelasnya.

 

NU memiliki karakter tawazun (keseimbangan), tawasuth (jalan tengah), tasamuh (menghormati perbedaan), dan amar makruf nahi munkar dijalankan dengan cara yang baik.

 

Dia menambahkan, dalam sejarahnya NU berperan dalam mendirikan Negara Bangsa Indonesia, Resolusi Jihad, menerima Asas Tunggal Pancasila. "NU juga memiliki konsep persaudaraan seperti ukhuwah nahdliyah, Islamiyah, Wathaniyah, dan Insaniyah. Bahkan juga dipopulerkan oleh para kiai bahwa PBNU adalah Pancasila, Bhinneka tunggal Ika, NKRI, UUD 1945," terangnya.

 

Menurutnya, dalam mencapai visi besar tersebut NU melakukan usaha pendidikan guna membekali kepada para peserta didik dengan adab, akhlakul karimah, ilmu, dan ketrampilan agar mandiri dan bermanfaat.

 

"Hidup yang damai, bersatu, adil dan makmur, adalah tujuan yang sudah disepakati bersama oleh para pendiri negara. Karena itu masalahnya bukan tentang ajaran, nilai, ataupun spiritual dalam Islam, melainkan pada realitas empirik masih terjadinya ketimpangan ekonomi, politik, dan budaya yang belum mencerminkan berkeadilan sosial," ungkap Muzamil yang pernah duduk jadi Ketua Korcab PMII Jawa Tengah itu.

 

Dia berharap agar para aparatur negara hadir terus menerus dalam menciptakan sistem ekonomi, politik, dan budaya yang berkeadilan dan berkeadaban, sehingga semangat proklamasi dapat terwujud.

 

Hadir dalam rapat koordinasi tersebut para utusan FKUB Regional Tengah seperti Kalimantan, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dijadwalkan juga para narasumber dari Kementerian Agama, UIN Walisongo Semarang, dan PW Muhammadiyah Jateng.

 

Kontributor: Atsnal Lathif
Editor: M Ngisom Al-Barony