• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 5 Mei 2024

Nasional

Kunjungi Rembang, Menag Yaqut Bahas Program Kemandirian Pesantren

Kunjungi Rembang, Menag Yaqut Bahas Program Kemandirian Pesantren
Menag Yaqut kunjungi Rembang (Foto: NU Online Jateng/Lilik Wijanarko)
Menag Yaqut kunjungi Rembang (Foto: NU Online Jateng/Lilik Wijanarko)

Rembang, NU Online Jateng
Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) H Yaqut Cholil Qoumas melakukan kunjungan ke kota kelahirannya Rembang, Jawa Tengah, Kamis (19/8) sekitar pukul 09.00 WIB.

 

Dalam kegiatan secara tertutup dan terbatas, selama sekitar satu jam tersebut, Menag menemui Bupati Rembang H Abdul Hafidz dan Wakil Bupati Rembang H Mochamad Hanies Cholil Barro’ dengan memakai kemeja putih, menggunakan kendaraan dinasnya jenis Toyota Alphard dengan pelat nomor RI 24 di kantor bupati setempat.

 

Seusai pertemuan, di hadapan awak media Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qoumas mengatakan dalam pertemuan tersebut ada sejumlah hal yang menjadi bahan diskusi, salah satunya program kemandirian pesantren. Kemandirian yang dimaksudkan tak lain tentang ekonomi.

 

“Program kemandirian pesantren ini mendapat perhatian besar dari Presiden Republik Indonesia Bapak H Joko Widodo. Kami menargetkan pada 2024 nanti ada sekitar 5.000 pesantren di Indonesia yang memiliki pesantren mandiri dengan ciri khas dan potensi masing-masing," kata Gus Yaqut.

 

Gus menteri yang juga Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor menambahkan, program tersebut akan menyentuh pesantren mulai dari permodalan, pelatihan, hingga pemasaran. 

 

“Kebetulan Rembang ini banyak sekali pesantren, nanti mana pesantren di Rembang ini yang akan didorong. Mulai jenis usahanya apa nanti kita bantu mengarahkan yang paling tepat dengan karakter pesantren, kita bantu permodalannya, kita bantu manajemennya, dan kita bantu pemasarannya,” jelasnya.

 

Bupati Rembang H Abdul Hafidz menyambut baik program kemandirian pesantren. Terlebih Rembang bisa dibilang kota santri, dengan jumlah sekitar 20 ribuan santri. Dengan begitu, tentu dapat memberikan bekal keahlian wirausaha atau keterampilan bagi para santri setelah lulus dari pesantren.

 

“Yang jelas program ini akan mampu mendorong pesantren ini lebih maju di dalam mengelola pesantren. Jadi anak-anak pesantren punya keterampilan supaya setelah lulus bisa hidup mandiri, kira-kira begitu konsepnya,” bebernya.

 

“Yang jelas ada klasifikasi pesantren yang akan menerima program tersebut,” pungkasnya.

 

Kontributor: Moh Lilik Wijanarko
Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru