Nasional

Jaringan Gusdurian bersama UIN Pekalongan Gelar Memorial Lecture, Bahas Demokrasi

Kamis, 29 Agustus 2024 | 12:00 WIB

Jaringan Gusdurian bersama UIN Pekalongan Gelar Memorial Lecture, Bahas Demokrasi

Gus Dur Memorial Lecture (GML) di UIN Pekalongan, Senin, (26/8/2024). (Foto: istimewa)

Pekalongan, NU Online Jateng

Jaringan Gusdurian bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) KH Abdurrahman Wahid (Gusdur) Pekalongan menggelar Gus Dur Memorial Lecture (GML) bertema “Demokrasi, Mahasiswa, dan Kepemimpinan Global” pada Senin, (26/8/2024). Bertempat di Auditorium UIN Gus Dur, acara  itu dihadiri oleh 2.635 mahasiswa baru UIN Gus Dur, serta berbagai organisasi dan tokoh lintas iman di Pekalongan.


Penanggung jawab acara, Prof. Maghfur menekankan pentingnya stadium generale sebagai tradisi akademik untuk menyebarkan hasil riset terkini. Ia juga mengaitkan tema demokrasi dengan situasi politik Indonesia yang sedang memprihatinkan.


“Stadium generale ini dilakukan sebagai wahana untuk diseminasi hasil-hasil riset terkini. Tidak cukup hanya terkini, tapi juga ter-hot saat ini. Dalam konteks Indonesia, tema yang kita usung ini adalah “Demokrasi, Mahasiswa, dan Kepemimpinan Global”, kata Prof. Maghfur.


Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid dalam sambutan virtualnya menekankan bahwa Gus Dur Memorial Lecture adalah upaya untuk menggali nilai-nilai dan pemikiran Gus Dur. 


“Sebagai mana kita tahu, Gus Dur adalah pemimpin yang punya banyak dimensi, punya banyak rekam jejak. Beliau tidak hanya pemuka agama, bukan hanya pemimpin organisasi Islam terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama, tetapi juga beliau adalah pejuang champion demokrasi, dan juga champion persaudaraan  lintas iman,” kata Alissa.


Rektor UIN Gusdur, Prof. Zaenal Mustakim, menekankan pentingnya mahasiswa meneladani sifat Gus Dur yang mengedepankan kemanusiaan, toleransi, dan pluralisme.


“Mudah-mudahan, UIN kita ini juga sama besarnya dengan nama besar Gus Dur,” ujarnya.


Prof. Zaenal melanjutkan bahwa Gus Dur dahulu luar biasa. Pada tahun 1991-an, beliau, dalam himpitan orde baru, membuat sebuah perkumpulan yang bernama “Forum Demokrasi” sebagai sarana untuk bertatap muka dengan teman-teman aktivis, intelektual, berbicara terkait demokrasi, plurarisme, toleransi, dan kebangsaan.


“Dan itulah nanti, kita ingin bahwa mahasiswa uin Gus Dur, bisa meneladani sifat Gus Dur yang luar biasa, yang selalu mengedepankan kemanusiaan, toleransi, pluralisme, dan keberagaman,” tambahnya. 


Pada kesempatan tersebut juga dihadiri oleh Senior Advisor Jaringan Gusdurian,  Mohamad Syafi’ Alielha yang merupakan salah satu murid Gus Dur. Savic Ali, sapaan akrabnya, mengingatkan bahwa Gus Dur adalah sosok penting dalam sejarah Indonesia modern yang terus berpengaruh hingga saat ini. Ia menekankan bahwa demokrasi memungkinkan semua warga negara untuk bersuara, dan Gus Dur sangat menghormati nilai-nilai demokrasi, bahkan memilih melepaskan jabatan presiden demi kemaslahatan rakyat.


“Jadi nama UIN Abdurrahman Wahid itu luar biasa, jadi ini satu-satunya UIN, atau (mungkin) gak ada IAIN lain yang menyandang nama itu. Dan Gus Dur sepanjang hidup itu mempengaruhi orang Indonesia. Tentu sebagai mahasiswa di UIN Abdurrahman Wahid, mestinya teman-teman mengenali siapa Abdurrahman Wahid,” kata Savic Ali.

 

Pengirim: Fajri Muarrikh
Koordinator Komunitas GUSDURian UIN Gusdur