Keislaman

Awal Muharram 1447 H Jatuh pada Jumat Kliwon, 27 Juni 2025, Baca Doa Pergantian Tahun Ini

Kamis, 26 Juni 2025 | 07:15 WIB

Awal Muharram 1447 H Jatuh pada Jumat Kliwon, 27 Juni 2025, Baca Doa Pergantian Tahun Ini

Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun (Foto: Agus Musyaffa)

Semarang, NU Online Jateng 

Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi mengumumkan awal bulan Muharram 1447 Hijriah melalui Surat Keputusan yang dirilis pada Rabu (25/6/2025). Dalam keputusan tersebut, dijelaskan bahwa pada hari Rabu Pon, 29 Dzulhijjah 1446 H atau bertepatan dengan 25 Juni 2025 M, hilal tidak terpantau di atas ufuk saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia.

 

"Hal ini sesuai dengan hasil hisab falak qath’iy yang menggunakan setidaknya lima metode ilmu falak," terang LF PBNU dalam keterangannya. Keputusan ini sejalan dengan butir kedua hasil Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama tahun 2021 mengenai posisi ilmu falak sebagai dasar penentuan waktu ibadah.

 

Dengan demikian, awal bulan Muharram 1447 H ditetapkan jatuh pada Jumat Kliwon, 27 Juni 2025 M, dimulai sejak malam Jumat sebelumnya. Penetapan ini berdasarkan prinsip istikmal, yakni penyempurnaan bilangan bulan Dzulhijjah menjadi 30 hari.

 

Dalam menyambut datangnya tahun baru Hijriah, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa akhir dan awal tahun. Hal ini juga diamalkan oleh Mufti Jakarta abad ke-19–20, Habib Utsman bin Yahya, sebagaimana termuat dalam karyanya Maslakul Akhyar.

 

Sebagaimana dikutip dari artikel Ustadz Alhafiz Kurniawan di NU Online, doa akhir tahun dibaca tiga kali sebelum Maghrib pada tanggal 29 atau 30 Dzulhijjah. Sementara doa awal tahun dibaca tiga kali setelah Maghrib pada 1 Muharram.

 

Doa Akhir Tahun

 

 اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ 

 

Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihi sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.

 

Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah." 

 

Doa Awal Tahun 

 

 اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

 

Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”