Taushiyah

Maulid Nabi Momentum untuk Menampakkan Kebahagiaan

Senin, 1 September 2025 | 09:00 WIB

Maulid Nabi Momentum untuk Menampakkan Kebahagiaan

Ilustrasi Maulid Nabi (Foto: NU Online)

Purworejo, NU Online Jateng

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW telah menjadi tradisi penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Meski cara pelaksanaannya berbeda-beda di tiap daerah, namun tujuan utamanya tetap sama, yakni merayakan kelahiran Nabi sekaligus menghidupkan ajaran beliau yang penuh kasih sayang, solidaritas, dan kedermawanan.


Dalam pengajian rutin thariqah Ahad pagi di Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo, Ahad (31/8/2025), Pengasuh Ponpes KH Achmad Chalwani Nawawi menyampaikan penjelasan tentang peringatan Maulid Nabi SAW dengan merujuk pada kitab An-Ni'matul Kubro 'Ala Alami. Dalam kitab tersebut dikutip ayat al-Qur’an:


"قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ"


Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”


Kiai Chalwani menegaskan bahwa rahmat terbesar yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kelahiran Rasulullah SAW.


“Rohmat paling besar itu adalah wiyosan ndalem (peringatan maulid) Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Maka kita tidak hanya sekadar terlihat bahagia, tapi wajib terlihat bahagia,” ungkapnya.


Lebih lanjut, ia juga mengisahkan peristiwa Maulid Nabi pertama yang diselenggarakan di Negeri Irbil (dekat Baghdad) selama tujuh hari tujuh malam.


“Maulid Nabi pertama diselenggarakan oleh Sultan Muhdofarsyah, Raja Kerajaan Irbili. Di hari ketujuh ditutup dengan pengajian yang diisi oleh Syekh Abdul Khotob Ibnu Dihya' dari Maghrobi Afrika. Pada peringatan Maulid Nabi itu hidangan yang disediakan juga mewah, yaitu kambing lima ribu, ayam sepuluh ribu, kuda seratus ekor, berkatnya tiga puluh ribu, dan seratus ribu gelas minuman berisi susu,” jelas Kiai Chalwani.


Masih mengutip dari kitab yang sama, ia juga menganjurkan agar umat Islam menghadiri peringatan Maulid Nabi dengan memakai pakaian terbaik.


Teng kitab niki dingendikaaken luweh utomo maneh, nek mauludan klambine sing apik-apik kagem ngormati Kanjeng Nabi. Mulo kulo nganjuraken menawi ngerawuhi maulidan ngagem klambi sing apik-apik (Dalam kitab ini dijelaskan, ketika menghadiri acara peringatan Maulid Nabi hendaknya memakai baju yang bagus atau terbaik. Karena untuk menghormati maulid Nabi. Maka dari itu saya menganjurkan untuk memakai baju yang bagus atau terbaik),” pesannya.


Sebelum menutup pengajian, Kiai Chalwani juga mengingatkan pentingnya berderma dalam momentum Maulid Nabi.


Ojo eman-eman medalaken bondo lan arto kagem peringatan mauludan (Jangan pelit-pelit mengeluarkan harta benda untuk peringatan mauludan),” pungkasnya.