Purworejo, NU Online Jateng
Pengasuh Pondok Pesantren An Nawawi Berjan, Purworejo, KH Achmad Chalwani menyampaikan materi bertema “Hal yang Dapat Membuat Hati Menjadi Keras” dalam pengajian rutin Ahad Thariqah Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah An Nawawi Berjan, Ahad (20/4/2025).
Sebagaimana biasa, pengajian diawali dengan tawasul kepada para mursyid terdahulu bersama jamaah Thariqah Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Usai tawasul, KH Achmad Chalwani menyampaikan makna bulan Syawal.
Menurutnya, Syawal merupakan kata dalam bahasa Arab yang memiliki makna peningkatan.
"Bulan Syawal yakni kata Jawa yang berasal dari bahasa Arab yaitu شَا لَ (telah meningkat), يَشُوْلُ (sedang bertambah), شَوْلاً (peningkatan), شَوَالاً (banyak peningkatan)," terangnya.
"Jadi keinginan Allah SWT terhadap kita di bulan Syawal yaitu agar kita dapat melakukan peningkatan terhadap diri kita. Baik bertambah/meningkat dalam kebaikannya, dzikirnya, rajin dalam membaca Al-Qur'an, ataupun dapat meningkat kerukunannya,” ungkap beliau.
Baca Juga
Tanda Telah tertutup Hatinya
Lebih lanjut, KH Chalwani juga menjelaskan makna dari bulan Dzulqo’dah.
"Dzul maknane duweni, qoddah ki jagong. Wulan sing akeh jagonge. Mergo wulan Syawal wis sibuk halal bi halal. Sasi iki istirahat mergo kesel Syawal. Najan sasi jagong tapi iki sasi mulyo. Sasi mulyo ono papat, sing jejer iku ana telu, sing mental ijen siji yaiku wulan Rajab,” tuturnya.
Baca Juga
Hati yang Gersang
Beliau juga mengutip dawuh Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ، مِنْ الْخَمِيسِ، الْجُمُعَةِ وَسَبْتٍ كَتَبَ اللَّهُ
Artinya: “Barangsiapa berpuasa di tiga hari, dari hari Kamis, Jumat dan Sabtu, maka Allah akan mencatat (pahala yang besar).”
"Semoga kita bisa mengamalkan puasa tiga hari. Tertentu harinya (Kamis, Jumat, Sabtu) di setiap bulan yang mulya,” harap beliau.
Berbicara mengenai peningkatan, KH Chalwani juga mencontohkan dalam hal dzikir. Ia berharap para jamaah tidak hanya meningkat dalam belajar, namun juga dalam berdzikir kepada Allah SWT.
Beliau mengutip sabda Nabi Muhammad SAW:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ، وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِيُ
Artinya: “Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras. Dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras.” (HR Tirmidzi)
"Hati yang sudah keras, apabila ia dinasihati maka tidak akan mendengarkan nasihat tersebut," jelas beliau.
Dengan demikian, beliau mengingatkan agar dalam berbicara senantiasa diimbangi dengan dzikir kepada Allah SWT, karena kerasnya hati disebabkan oleh sedikitnya berdzikir.
Menutup pengajiannya, KH Chalwani mengajak jamaah memanfaatkan bulan Syawal sebagai momentum peningkatan iman dan takwa kepada Allah SWT.
"Karena dengan berdzikir, seseorang akan memiliki hati yang lembut dan tidak mengeras. Setiap kali kita berbicara berlebihan tanpa dzikir, akan menyebabkan hati menjadi keras. Dan sesungguhnya hati yang keras akan menjauhkan kita dari Allah SWT. Na’udzubillahi min dzalik,” pungkasnya.