Sinergi PCNU Klaten, Yayasan Al Manshur Popongan, dan Mahargiono Schützenberger Hadirkan Klinik NU dan Program Sehat Jiwa
Selasa, 26 Agustus 2025 | 06:00 WIB

Para pihak menunjukkan dokumen kerja sama usai penandatanganan MoU antara PCNU Klaten, Yayasan Al Manshur Popongan, dan Yayasan Mahargiono Schützenberger di Klaten.
Klaten, NU Online Jateng
Upaya mewujudkan pesantren ramah anak sekaligus lingkungan sehat membutuhkan kerja sama semua pihak, baik santri, guru, maupun masyarakat sekitar.
Hal itu ditegaskan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Klaten, H Mujiburrahman, dalam acara penandatanganan kerja sama antara PCNU Klaten dengan Yayasan Al Manshur Popongan di halaman Masjid Popongan Tegalgondo, Wonosari, Ahad (24/8/2025).
“Para masyayikh kita, termasuk masyayikh Popongan, telah meletakkan dasar pelayanan masyarakat. Maka tugas kita sekarang adalah meneruskan perjuangan mereka,” ujar Mujiburrahman.
Ia menjelaskan, kerja sama dengan Klinik NU Al Manshur ini merupakan kelanjutan program yang telah berjalan selama dua tahun terakhir.
“Berkah haul Mbah Kiai Manshur, semoga dimudahkan dan klinik ini memberi manfaat bagi semua,” tambahnya.
Ketua Yayasan Al Manshur Popongan, Anas Farkhani (Gus Anas), menyampaikan selain dengan PCNU Klaten, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Yayasan Mahargiono Schützenberger melalui Program Indonesia Sehat Jiwa.
Penandatanganan dua kerja sama tersebut menjadi rangkaian peringatan haul ke-71 Simbah KH Muhammad Manshur.
“Selain penandatanganan kerja sama, sebelumnya juga telah digelar bedah buku Manaqib Putra KH Muhammad Manshur, khitan massal, semaan Al-Qur’an, dan berbagai kegiatan lainnya,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, perwakilan Yayasan Mahargiono Schützenberger, Shofia Ambarini, menekankan pentingnya peran santri sebagai pelopor kebaikan, termasuk dalam melawan perundungan.
“Jadilah pelopor kebaikan. Jangan takut melaporkan apabila mengalami atau melihat tindakan perundungan. Islam mengajarkan kita untuk menjaga lisan dan berbuat kebaikan,” paparnya.
Menurutnya, sikap empati perlu terus ditumbuhkan bukan hanya di kalangan santri, tetapi juga guru dan masyarakat sekitar.