Ribuan Santri di Pati Akan Turun ke Jalan 13 Agustus, Protes Kenaikan PBB 250 Persen
Kamis, 7 Agustus 2025 | 08:05 WIB

Koordinator Umum ASPIRASI, Sahal Mahfudh saat memberikan keterangannya kepada NU Online Jateng di Posko Penerimaan Donasi untuk Aksi Damai. Rabu (6/8/2025).
Pati, NU Online Jateng
Ribuan santri dari berbagai pelosok Kabupaten Pati yang tergabung dalam Aliansi Santri Pati untuk Demokrasi (ASPIRASI) siap ikut serta dalam aksi demonstrasi pada Selasa, 13 Agustus 2025 mendatang di Alun-Alun Pati. Aksi ini digelar sebagai bentuk penolakan terhadap kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang dinilai terlalu tinggi dan memberatkan masyarakat kecil.
Koordinator Umum ASPIRASI, Sahal Mahfudh, menyatakan bahwa surat pemberitahuan aksi damai telah disampaikan kepada Polresta Pati, dan pihaknya berkomitmen menjaga aksi tetap berlangsung tertib dan damai.
“Insyaallah, kita akan hadirkan sekitar lima ribu santri dari berbagai penjuru Pati. Ada yang dari utara, selatan, timur, barat, termasuk Margoyoso, Cluwak, Tayu, Sukolilo, Kayen, Gabus, Batangan, Juwana, sampai Pati Kota,” ujar Sahal di Posko Penerimaan Donasi untuk aksi damai tersebut, Rabu (6/8/2025).
ASPIRASI secara tegas menolak kenaikan PBB yang disebut-sebut melonjak hingga 250 persen. Menurut Sahal, kebijakan tersebut sangat tidak berpihak kepada rakyat kecil.
“Kami minta agar kebijakan ini ditinjau ulang. Kalau memang harus naik, ya sewajarnya saja. Kenaikan 10 sampai 20 persen masih masuk akal,” tegasnya.
Tak hanya soal pajak, ASPIRASI juga mempertanyakan kebijakan pemerintah daerah terkait alokasi anggaran renovasi Masjid Agung Pati. Menurut mereka, proyek renovasi tersebut tidak urgen karena kondisi masjid masih kokoh dan layak digunakan.
“Masjidnya masih bagus, kenapa harus direnovasi besar-besaran? Lebih baik anggaran dialihkan untuk mengatasi masalah yang lebih mendesak seperti kekeringan dan banjir yang rutin terjadi di Pati,” tutur Sahal.
Pihaknya menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan, terlebih kebijakan yang berdampak langsung pada kehidupan rakyat.
“Pemimpin harus lebih banyak mendengar suara rakyat. Kami ini punya hak untuk bersuara, dan itulah yang akan kami suarakan pada tanggal 13 Agustus nanti,” pungkasnya.
Sebelumnya, sempat terjadi ketegangan di Posko Penerimaan Donasi yang berlokasi tepat di depan Kantor Bupati Pati. Ketegangan tersebut dipicu oleh tindakan penyitaan bantuan air mineral dari warga oleh petugas Satpol PP.
Namun hingga berita ini diturunkan, meskipun donasi sempat dikembalikan, antusiasme warga tak surut. Gelombang bantuan terus mengalir, bahkan jumlah donasi air mineral yang masuk telah mencapai ribuan kardus.