Regional

Pengurus Baru MWCNU Pekalongan Barat Dilantik, Siap Wujudkan Gedung Tiga Lantai Senilai Rp1,5 Miliar

Ahad, 6 Juli 2025 | 12:00 WIB

Pengurus Baru MWCNU Pekalongan Barat Dilantik, Siap Wujudkan Gedung Tiga Lantai Senilai Rp1,5 Miliar

Pimpinan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pekalongan Barat masa khidmat 2025–2030 resmi dilantik pada Rabu (2/7/2025). Pelantikan yang berlangsung di Ma’had Al Barzah, Kelurahan Medono, Kota Pekalongan

Pekalongan, NU Online Jateng

Pimpinan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pekalongan Barat masa khidmat 2025–2030 resmi dilantik pada Rabu (2/7/2025). Pelantikan yang berlangsung di Ma’had Al Barzah, Kelurahan Medono, Kota Pekalongan ini juga dirangkai dengan pengumuman rencana besar pembangunan gedung MWCNU tiga lantai dengan estimasi anggaran sebesar Rp1,5 miliar.


Ketua MWCNU Pekalongan Barat terlantik, Ustaz Toibin, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada jajaran pengurus sebelumnya atas kerja keras dan kekompakan yang telah ditunjukkan.


“Kerja keras dan kekompakan pengurus lama terbukti dengan tuntasnya pembebasan lahan untuk gedung MWC NU Pekalongan Barat. Ini adalah modal besar bagi kita semua,” ujarnya.


Ustaz Toibin menegaskan bahwa program prioritas kepengurusan di awal masa khidmat ini adalah pembangunan gedung MWCNU tiga lantai.


“Dengan estimasi biaya mencapai Rp1,5 miliar, kami memohon doa dan dukungan dari semua warga NU, baik dalam bentuk tenaga, pikiran, maupun materi, demi terwujudnya cita-cita kita bersama ini,” tambahnya.


Pengasuh Ma’had Al Barzah sekaligus shohibul bait, KH Habib Taufik Abil Danwa, dalam tausiyahnya mengingatkan pentingnya khidmah kepada ulama. Ia mengutip dawuh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari:


“Barangsiapa yang mengurusi NU, maka ia saya anggap sebagai santriku.”


Menurutnya, kepatuhan dan pengabdian kepada guru dan masyayikh adalah kunci meraih keberkahan dan kebahagiaan hidup.


Ketua PCNU Kota Pekalongan, KH Hasan Suaidi, dalam sambutan penutup mengingatkan para pengurus untuk senantiasa memperkuat keilmuan ke-NU-an dan memahami tujuan besar organisasi.


“Menjadi pengurus NU adalah sebuah jihad dan pengorbanan. Semakin tinggi jabatan, maka semakin besar pula pengorbanan yang dituntut,” tegasnya.


Ia juga mengajak seluruh warga NU untuk bersatu dan tidak mudah berburuk sangka, serta menghargai perbedaan pendapat di antara para ulama.


“Para ulama telah sepakat bahwa Indonesia akan menjadi Darussalam, yaitu negeri yang penuh dengan kedamaian. Ini adalah tugas kita bersama untuk menjaganya,” pungkasnya.


Acara dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan, KH Hasan Suaidi, Lurah Medono, Danramil dan Kapolsek Pekalongan Barat, serta perwakilan badan otonom NU seperti Muslimat, Fatayat, Ansor, dan Banser.