Regional

Jelang HUT ke-80 RI, PWNU dan Ansor Jateng Napak Tilas Bersama Wagub Taj Yasin

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 11:20 WIB

Jelang HUT ke-80 RI, PWNU dan Ansor Jateng Napak Tilas Bersama Wagub Taj Yasin

PWNU dan PW Ansor Jateng napak tilas bersama Wagub Taj Yasin. Sabtu (16/8/2025).

Semarang, NU Online Jateng 

Menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia (RI), Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, melakukan napak tilas kemerdekaan di sejumlah lokasi bersejarah di Kota Semarang pada Sabtu (16/8/2025).

 

Perjalanan napak tilas itu dilakukan dengan bersepeda bersama-sama. Perjalanan itu dimulai dari Kantor PWNU Jawa Tengah, berlanjut ke daerah Bubakan, Kota Lama, lalu menuju Tugu Muda, melintasi Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi, hingga berakhir di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal.

 

Rute ini bukan sekadar olahraga pagi, melainkan simbol napak tilas jejak perjuangan para pahlawan. Dari Kota Lama yang menyimpan kisah perlawanan rakyat, hingga Tugu Muda yang abadi sebagai monumen pertempuran lima hari di Semarang. Semua menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bukan hadiah, melainkan hasil pengorbanan.

 

Acara gowes ini dihadiri pula Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghoffar Rozin, Ketua PW GP Ansor Jateng, Shidqon Prabowo, dan para jamaah NU lainnya. 

 

Disela acara napak tilas itu, Taj Yasin menekankan pentingnya menjadikan HUT ke-80 Republik Indonesia dan HUT ke-80 Provinsi Jawa Tengah sebagai ajang refleksi.

 

“Jawa Tengah dalam memaknai Hari Kemerdekaan harus lebih banyak melakukan introspeksi dan perenungan. Bagaimana para pendiri bangsa memperjuangkan tanah air kita bersama,” ucapnya.

 
Ziarah di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal.
Ziarah di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal

Ia berharap, anak-anak muda perlu mengingat sejarah para pendahulu yang berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan RI. 

 

“Salah satunya peran pendiri Nahdlatul Ulama yang menyerukan jihad untuk mengusir penjajah,” ungkap A'wan Syuriyah PBNU ini.

 

Pada kesempatan itu, tokoh yang akrab disapa Gus Yasin ini juga menyinggung sosok dr Kariadi, tokoh kesehatan yang gugur dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang.

 

“Beliau berjuang hingga akhirnya gugur, tapi pengorbanannya membuahkan hasil: penjajah berhasil diusir dari Kota Semarang. Nanti kita gali lagi kajian tentang dr Kariadi agar beliau bisa diusulkan sebagai Pahlawan Nasional,” tambahnya.

 

Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin menekankan, peringatan kemerdekaan tidak hanya berhenti pada euforia, tetapi harus diwujudkan dalam pembangunan manusia.

 

“Kemerdekaan adalah titik berangkat kita sebagai bangsa. Tugas kita sekarang adalah mengisi kemerdekaan sebaik-baiknya, terutama dengan pembangunan sumber daya manusia. NU ingin memastikan pendidikan, pekerjaan, dan pelayanan di desa tidak kalah dengan di kota,” jelasnya.

 

Ia menambahkan, salah satu fokus NU adalah meningkatkan kualitas layanan kesehatan, termasuk meneladani perjuangan dr Kariadi.

 

“Beliau adalah simbol perjuangan di bidang kesehatan. Ini sejalan dengan ikhtiar NU untuk memperbaiki layanan kesehatan di seluruh cabang NU Jawa Tengah,” tutur Gus Rozin. 


Terkait