Pesantren Kyai Galang Sewu Perkuat Dakwah Digital Lewat Workshop Media
Rabu, 14 Mei 2025 | 08:00 WIB

Pesantren Kyai Galang Sewu (KGS) menggelar pelatihan berbasis media bertajuk Santri Hikmah on Digital (SHOD) 2025 pada Ahad (11/5/2025). Bertempat di Serambi Masjid Al-Ikhlas.
Semarang, NU Online Jateng
Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu (KGS) menggelar pelatihan berbasis media bertajuk Santri Hikmah on Digital (SHOD) 2025 pada Ahad (11/5/2025). Bertempat di Serambi Masjid Al-Ikhlas, kegiatan ini diikuti para santri dan pegiat media, dengan mengusung tema “Capturing the World, Through the Santri Lens.”
Kegiatan ini diinisiasi oleh KGS Media bekerja sama dengan Media Pondok Jawa Tengah (MPJT) Semarang Raya dan Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU) Kota Semarang. Tujuannya adalah membekali santri dengan wawasan kemediaan serta memperkuat peran pesantren di ranah digital.
Pelatihan ini merupakan salah satu bentuk komitmen MPJT dan AISNU untuk bersama-sama menjawab tantangan zaman di era informasi yang kian kompleks. Harapannya, semakin banyak ruang belajar dan kolaborasi yang tersedia bagi para santri dan pegiat media pesantren, khususnya dalam bidang jurnalistik, videografi, desain grafis, hingga pemanfaatan media sosial secara optimal.
Pengasuh Pesantren Kyai Galang Sewu, KH Muhammad Nur Salafuddin. Dalam sambutannya menyampaikan dukungan terhadap perkembangan dakwah digital.
“Saya ikut bahagia dengan adanya sistem dakwah yang istilah sekarang ini disebut dakwah milenial,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan kemajuan teknologi untuk hal-hal yang positif, terutama dalam dunia pendidikan.
“Saya termasuk yang menjumpai era di mana media sangat terbatas. Khususnya dalam dunia pendidikan, media belajar sangat terbatas. Maka panjenengan sekarang harus lebih bisa memanfaatkan media yang ada dan digunakan untuk hal-hal yang positif. Salah satu bukti syukur adalah menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan fungsinya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kiai Nur menekankan pentingnya media sebagai ladang amal jariyah di era digital.
“Media-media yang kita pelajari, yang kita manfaatkan, dan kita gunakan ini insya Allah akan menjadi ladang daripada ibadah kita kepada Allah Swt. yang intinya semua akan menorehkan kemanfaatan, sesuai sabda Rasul: Khoirunnas anfahum linnas,” tegasnya.
Sesi pertama workshop diisi oleh Ketua MPJT, Muhammad Mukromin dengan materi “Optimalisasi Media Sosial Pondok Pesantren.” Ia menjelaskan bahwa media pesantren memiliki peran utama sebagai sarana dakwah dan syiar Islam.
"Mengapa poin ini (sarana dakwah dan syiar Islam) saya taruh paling atas, karena itu memang urgensi bagi pondok pesantren sekarang," ujarnya.
Menurutnya, media pesantren tidak hanya berfungsi sebagai alat dokumentasi, tetapi juga sarana membangun citra serta kepercayaan publik.
“Dalam media pondok pesantren, kita niatkan untuk khidmah, untuk upgrade skill, untuk belajar, dan membuat konten yang step by step naik level.”
Sesi kedua dilanjutkan oleh M Aunurrahman Suja dari AISNU yang membawakan materi “Teknik Videografi dan Fotografi.” Ia menyampaikan bahwa fotografi merupakan media ekspresi dakwah yang kuat.
“Fotografi itu menangkap momen, melukis dengan cahaya,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya sensitivitas dalam membidik momen agar hasil visual mampu menyampaikan pesan yang kuat dan bermakna.
Kegiatan berlangsung interaktif, dengan diskusi dan tanya jawab yang antusias antara peserta dan pemateri. Para peserta memperoleh pemahaman baru mengenai pentingnya media dalam mendukung dakwah pesantren yang adaptif di era digital.
Ketua KGS Media, Kang Rifki Aliafi Yahya, menyampaikan bahwa SHOD bukan hanya pelatihan media, tetapi juga langkah awal dalam membangun kolaborasi media pesantren.
“Bukan hanya workshop media saja, SHOD juga salah satu bentuk langkah awal kolaborasi media pondok pesantren. Harapannya, melalui kegiatan ini terbentuk semangat kolaborasi antar media pesantren, media-media NU dan keislaman lainnya yang saling mendukung, saling belajar, dan mampu bergerak bersama dalam rangka membangun ekosistem media pesantren yang khas, kreatif, dan berdampak luas dalam era digital sekarang ini,” ungkpanya.
Ia juga mengajak tim media pondok pesantren untuk bersinergi dan tumbuh bersama.
Melalui SHOD 2025, diharapkan para santri semakin terampil dalam mengelola media, disertai dengan iman yang kuat, akhlak yang baik, dan niat yang lurus. Dengan demikian, santri dapat menjadi agen dakwah digital yang cakap, kreatif, dan penuh semangat di era yang serba digital ini.
Penulis: Tutfatul Ainiyah