344 Santri An-Nida’ Diwisuda, KH Rahmat Salim Tekankan Pentingnya “Ora Gumunan”
Rabu, 25 Juni 2025 | 19:30 WIB

Pondok Pesantren An-Nida’ Selomerto, Wonosobo, menggelar Haflah Attasyakur Lil Ikhtitam dan Khotmil Kutub ke-12, Ahad malam (22/6/2025)
Wonosobo, NU Online Jateng
Pondok Pesantren An-Nida’ Selomerto, Wonosobo, menggelar Haflah Attasyakur Lil Ikhtitam dan Khotmil Kutub ke-12, Ahad malam (22/6/2025). Sebanyak 344 santri diwisuda dalam acara yang menjadi penanda berakhirnya tahun ajaran dan keberhasilan para santri menyelesaikan kurikulum pesantren.
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nida’, KH Rahmat Salim, dalam mau’izhah hasanahnya menyampaikan bahwa keberhasilan santri tidak semata-mata diukur dari banyaknya kitab yang dikaji, melainkan dari sejauh mana ilmu tersebut diamalkan dengan adab dan jiwa pengabdian.
“Santri yang baik adalah yang mampu mengamalkan ilmunya dalam kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.
Rais Syuriyah MWCNU Selomerto itu menambahkan bahwa Khotmil Kutub bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Ia menekankan pentingnya akhlak dalam menjalani kehidupan pasca pesantren.
“Setengah saking manfaate ilmu yaiku, dadi wong ora gumunan alias ora kagetan (setengah dari kebermanfaatan ilmu yaitu menjadi orang yang tidak mudah heran atau terkejut),” tegasnya.
Kiai Rahmat menjelaskan, sikap ora gumunan menggambarkan stabilitas emosional seseorang dalam menghadapi ujian kehidupan, baik saat diuji dengan kehinaan maupun ketika diberi kenikmatan. “Inilah salah satu ciri kebermanfaatan ilmu,” tambahnya.
Ia juga menyinggung ketidakstabilan politik dan ekonomi global, serta menekankan pentingnya pendidikan berbasis agama yang kuat untuk membentuk manusia dengan kecerdasan intelektual (IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ) yang seimbang.
“Di An-Nida’ ini kami memadukan tiga kurikulum sekaligus, yaitu kurikulum Diknas melalui lembaga formal, Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah (KMI), dan pendidikan salaf,” terangnya.
Menutup sambutannya, Kiai Rahmat menyampaikan rasa terima kasih kepada wali santri atas kepercayaan yang diberikan. Ia berpesan kepada para wisudawan agar terus menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas, istiqamah, dan penuh tawadhu.
“Di manapun berada pesan saya untuk para wisudawan adalah terus tuntut ilmu dengan ikhlas, istiqamah, dan tawadhu,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Haflah, Asmi Amarullah, menjelaskan bahwa para wisudawan terbagi dalam lima kategori, yakni 112 peserta binnadhor, 131 peserta demonstrasi Amtsilati, 56 peserta KMI, 3 peserta bil ghoib, dan 42 peserta khatam Alfiyah Ibn Malik.
“Kami juga mengundang sekitar 2.000 wali santri. Perkiraan total pengunjung mencapai 5.000 orang,” ujarnya.
Amar berharap Haflah ini menjadi wujud rasa syukur sekaligus bentuk kontribusi pondok pesantren dalam proses transformasi pendidikan yang terus berkembang.
“Ponpes menjadi benteng akhlak bagi santri. Adanya Haflah ini adalah bentuk rasa syukur atas keberkahan dari Allah kepada para ustaz dan ustazah yang setia mendampingi proses pendidikan,” tandasnya.
Acara ditutup dengan pembacaan sanad, prosesi wisuda, serta penampilan para santri yang mencerminkan semangat keilmuan dan akhlakul karimah.