Pendidikan Tinggi

UIN Walisongo Semarang Gelar Ujian Pengetahuan PPG 2025, Libatkan 130 Pengawas

Selasa, 20 Mei 2025 | 07:00 WIB

UIN Walisongo Semarang Gelar Ujian Pengetahuan PPG 2025, Libatkan 130 Pengawas

Ujian Pengetahuan (UP) PPG Tahap I Tahun 2025 secara daring pada Sabtu-Ahad (17–18/5/2025). Kegiatan ini dipusatkan di Gedung ICT Perpustakaan UIN Walisongo Semarang

Semarang, NU Online Jateng

Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Ujian Pengetahuan (UP) PPG Tahap I Tahun 2025 secara daring pada Sabtu-Ahad (17–18/5/2025). Kegiatan ini dipusatkan di Gedung ICT Perpustakaan UIN Walisongo Semarang dan diikuti oleh sebanyak 5.168 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.


Guna memastikan kelancaran dan akuntabilitas pelaksanaan ujian, panitia PPG UIN Walisongo mengerahkan 130 pengawas muda yang memiliki keterampilan dalam bidang teknologi, serta 13 koordinator pengawas.


Para pengawas memiliki peran strategis, mulai dari memastikan kesiapan teknis peserta seperti konfigurasi Safe Exam Browser (SEB), Zoom, dan kelengkapan dokumen hingga pengawasan selama ujian berlangsung dan penyusunan berita acara pelaksanaan.


Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo, Prof Fatah Syukur menjelaskan bahwa pelaksanaan UP PPG tahun ini mengusung skema PPG Transformatif yang membawa sejumlah pembaruan penting.


“Perubahan terjadi pada sistem dashboard pengawasan dan bentuk soal yang kini tidak hanya pilihan ganda, tetapi juga uraian berbasis studi kasus. Hal ini diharapkan dapat mengukur kompetensi peserta secara lebih komprehensif,” jelasnya.


Selain pengawasan internal, pelaksanaan UP PPG juga didampingi oleh penyelia eksternal dari perguruan tinggi mitra, yaitu Nurhasanah Bahtiar, (UIN Suska Riau) dan Sri Wahyuni (Universitas Islam Malang). Keduanya hadir di Tempat Uji Kinerja (TUK) untuk memastikan kegiatan berjalan sesuai prosedur dan standar nasional.


Ujian ini menjadi bagian dari komitmen UIN Walisongo dalam mendukung peningkatan mutu dan profesionalisme guru di Indonesia, melalui proses seleksi yang ketat, transparan, serta berbasis teknologi informasi.