Mahasiswa PPK Ormawa BEM Fastikom Unsiq Hadirkan Pertanian Cerdas di Surengede Lewat Smart Farming
Sabtu, 9 Agustus 2025 | 06:00 WIB

Proses awal pembuatan greenhouse untuk penerapan program smart farming di Desa Surengede Kejajar Wonosobo.
Wonosobo, NU Online Jateng
Mahasiswa peserta Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (BEM Fastikom) Universitas Sains Al-Qur’an (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo menghadirkan inovasi pertanian cerdas berbasis teknologi di Desa Surengede, Kecamatan Kejajar. Program ini difokuskan pada pengembangan tanaman kentang, komoditas unggulan petani lereng Dieng.
Rektor Unsiq Jateng di Wonosobo, H Zaenal Sukawi, Jumat (8/8/2025) mengatakan, smart farming menjadi langkah awal menuju pertanian modern di dataran tinggi Dieng, sekaligus wujud nyata kontribusi mahasiswa kepada masyarakat.
“PKK Ormawa BEM Fastikom Unsiq harus hadir dan menjawab persoalan nyata di lapangan. Smart farming adalah upaya mahasiswa mendampingi petani dengan solusi terukur dan berkelanjutan berbasis teknologi modern,” ujarnya.
Zaenal yang juga Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Wonosobo itu menegaskan, mahasiswa harus mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di kampus untuk kemaslahatan masyarakat di manapun berada.
Ketua BEM Fastikom Unsiq, Ilham Ariawan Al Ashar, menjelaskan program smart farming meliputi pembangunan greenhouse berbasis sistem aeroponik dan Internet of Things (IoT), penerapan irigasi otomatis, serta penggunaan sensor kesuburan tanah.
“Teknologi ini memungkinkan petani memantau kelembaban tanah, suhu udara, dan nutrisi tanaman secara real-time. Efisiensi penggunaan air, pupuk, dan energi dapat ditingkatkan, produktivitas naik, dan risiko kerugian panen berkurang,” terangnya.
Menurutnya, smart farming bukan sekadar proyek kemahasiswaan, tetapi pijakan awal revolusi pertanian lokal yang mengintegrasikan teknologi, masyarakat, dan semangat perubahan.
“Dengan dukungan pemerintah, petani, dan swasta, smart farming bisa menjadi solusi ketahanan pangan berkelanjutan,” tandasnya.
Kepala Desa Surengede, Akhmad Fauzi, menyambut baik inisiatif ini. Ia berharap program tersebut menjadi model percontohan pertanian pintar pertama di Wonosobo.
“Kami berterima kasih kepada mahasiswa. Pelatihan digitalisasi pertanian ini insya Allah akan menghasilkan panen yang lebih sehat, berkualitas, dan berkelanjutan,” pungkasnya.