Di dalam kitab Al-kawakibul Lama’ah karya Syekh Fadhol al-Senory, merupakan sebuah kitab yang berisi tentang hakikat Ahlussunnah wal Jamaah secara lugas, tegas, dan sangat jelas untuk dikaji oleh kalangan murid dan guru yang mengakui dan mengikuti paham Aswaja.
Kitab Al-Kawakibul Lama’ah sendri terdiri dari 48 halaman, sesuai dengan buku yang penulis baca terbitan Karya Putera Semarang. Karena merupakan kitab yang ditulis oleh ulama Nusantara sehingga kitab ini mudah dipahami oleh masyarakat dengan dialegtika bahasa Nusantara, walaupun kitab ini ditulis dengan bahasa Arab.
Di dalam tambih-nya pada bagian awal kitab ini Syekh Fadhol memberikan peringatan kepada semua murid dan guru untuk mempelajari kitab ini agar diberikan cahaya kebenaran tentang memahami Aswasa dan dijauhkan dari paham yang menyimpang supaya diberikan petunjuk oleh Allah SWT. Syekh Abu Fadhol sendiri lahir di Sedan, Rembang, dan dimakamkan di daerah Senori, Tuban, Jawa Timur.
Sebagai seorang Muslim yang mengakui dan mengikuti paham Aswaja sudah menjadi kewajiban mempelajari kitab ini, agar kita memahami hakikat Aswaja untuk dapat mengetahui paham Ahlussunah wal Jamaah secara keilmuan, sehingga kita semakin yakin bahwa apa yang kita ikuti sudah sesuai dengan paham Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang sanad keilmuanya bersambung sampai Rasulullah SAW.
Syekh Abu Fadhol Senori ini merupakan salah satu dari banyak ulama Nusantara yang menghasilkan karya rujukan. Beberapa ulama lain yang karyanya menjadi rujukan yang sama adalah Syekh Nawawi Banten, Syekh Khatib Sambas, Syekh Yasin Padang, Syekh Mahfud Termas, Syekh Ihsan Jampes, dan lain-lain, menghasilkan karya yang menjadi rujukan akademik di ranah global.
Di dalam mukadimah kitab tersebut editor menceritakan sejarah kitab tersebut hingga dibawa ke Muktamar NU ke-23 di Solo, Jawa Tengah pada tahun 1962. Seluruh Peserta Muktamar yang hadir sangat mengapresiasi isi kandungan kitab tersebut sehingga diputuskan akan membentuk sebuah tim tashih. Dalam kurun waktu yang cukup lama maka pada tahun 1994 terbentuklah tim tashih di Jombang, Jawa Timur.
Pada mukadimah kitab ini tertulis beberapa peserta muktamar yang hadir yang editor tidak menyebutkan seluruhnya, di antaranya, KH Bisri Syansuri, KH Adlan Ali, KH Kholil, dan KH Mansur Anwar. Mereka merupakan tokoh-tokoh besar NU yang tinggal di Jombang. Juga hadir dalam agenda tashih tersebut KH Turaihan Ajhuri Kudus, KH Abdul Majid Palembang, KH Raden Muhammad Al-Karim Solo, KH Muhammad Al-Bagir Marzuqi Jakarta, dan KH Abdul Jalil Hamid sendiri, hadir juga ulama cerdik cendekia dari Martapura Kalimantan KH Nur Jalil.
Demikian sedikit ulasan yang dapat kami sampaikan, kitab Al-Kawakibul Lama’ah, sebuah kitab yang wajib menjadi pegangan oleh penganut paham aswaja yang sudah teruji secara akademik dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan mendapatkan apresiasi banyak pihak, serta menjadi rujukan para ulama paham ahlussunnah wal jamaah.
Amin Nugroho, Wakil Sekretaris Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar