Khutbah Jumat HUT RI Ke-80: Tiga Pilar Islami Menuju Indonesia Maju
Kamis, 14 Agustus 2025 | 17:00 WIB
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الإِيْمَانِ وَالإِسْلَامِ، وَمَنَّ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الحُرِّيَّةِ وَالسَّلَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ رَبُّنَا رَحْمَةً لِلْأَنَامِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُولِي النُّهَى وَالفَهْمِ وَالإِقْدَامِ .أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ أَوَّلًا بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَلَا تَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ .
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dialah yang telah menciptakan manusia, memuliakannya di antara makhluk, serta menganugerahkan nikmat iman, Islam, kemerdekaan, dan persatuan. Dengan kemerdekaan itu, kita dapat beribadah dengan leluasa, mengembangkan ilmu pengetahuan, dan membangun peradaban yang diridai Allah.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, kepada keluarga beliau, sahabat-sahabatnya, dan semua pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, karena hanya dengan takwa kita akan memperoleh kemuliaan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Saat ini kita berada pada bulan Agustus 2025 yang merupakan momentum perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Pada tahun ini, HUT RI mengangkat tema: “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” Tema ini tentu bukan sekadar slogan. Ada tiga hal utama yang ingin diwujudkan untuk membangun Indonesia yang lebih maju, yaitu persatuan, kedaulatan, dan kesejahteraan. Menariknya, tiga hal ini sejatinya merupakan pilar penting dalam ajaran Islam yang juga menjadi amanat Allah dan Rasul-Nya bagi setiap umat.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Pertama, Persatuan. Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ
Artinya: “Berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai.” (QS. Ali ‘Imran: 103)
Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Hablullah adalah agama Islam, Al-Qur’an, dan sunnah Nabi. Perintah ini mengandung kewajiban untuk menjaga ukhuwah (persaudaraan), menghindari perpecahan, dan membangun kekuatan bersama.
Rasulullah ﷺ bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Artinya: “Seorang mukmin bagi mukmin lainnya seperti bangunan yang saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Persatuan adalah modal utama bangsa ini. Para ulama pejuang seperti KH Hasyim Asy’ari mengajarkan hubbul wathan minal iman—cinta tanah air bagian dari iman—yang menjadi landasan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Kedua, Kedaulatan. Kedaulatan berarti bangsa ini bebas mengatur dirinya sendiri tanpa campur tangan pihak yang ingin merusak nilai-nilai luhur.
Allah berfirman:
وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا
Artinya: “Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mukmin.” (QS. An-Nisa: 141)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir: Ayat ini menjadi dalil bahwa umat Islam tidak boleh menyerahkan kendali urusan penting kepada pihak yang tidak beriman, demi menjaga agama dan martabat bangsa.
KH Wahid Hasyim pernah menegaskan dalam sidang konstituante bahwa kedaulatan negara harus selaras dengan nilai moral dan agama, agar kemerdekaan tidak kehilangan arah.
Ketiga, Kesejahteraan. Allah mengisahkan tentang negeri Saba’:
بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
Artinya: “(Negerimu adalah) negeri yang baik dan Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS. Saba’: 15)
Dalam Tafsir Al-Baghawi: Negeri yang baik adalah negeri yang aman, subur, dan makmur; sedangkan Rabbun Ghafur menandakan bahwa kesejahteraan lahir harus diiringi dengan keberkahan batin, yakni ampunan dan ridha Allah.
KH Ahmad Dahlan mengajarkan bahwa kesejahteraan rakyat tidak akan tercapai tanpa pendidikan yang baik dan akhlak yang mulia. Karena itu beliau membangun sekolah-sekolah untuk semua kalangan, agar kemajuan bangsa berawal dari kecerdasan dan moral rakyatnya.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Sejarah mencatat, pada 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad yang mewajibkan umat Islam mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. Semangat ini melahirkan pertempuran 10 November di Surabaya. Ulama tidak hanya berjuang di mimbar, tetapi juga di medan laga.
Semangat yang sama harus kita hidupkan hari ini, bukan dengan mengangkat senjata, tapi dengan mengisi kemerdekaan melalui pendidikan, kerja keras, persatuan, menjaga moral, dan memakmurkan negeri.
Ma’asyiral Muslimin,
Mari kita jadikan kemerdekaan sebagai ladang ibadah: menjaga persatuan, memperkuat kedaulatan, dan membangun kesejahteraan, menuju cita-cita Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ ٱللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَٱسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ.
Khutbah II
الخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقَهَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُخْتَارُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْأَخْيَارِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ وَإِيَّايَ الْمُقَصِّرَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى :إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ .اَللَّهُمَّ اجْعَلْ بِلَادَنَا هَذِهِ – إِنْدُونِيسِيَا – بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا سَخَاءً رَخَاءً، وَاحْفَظْهَا مِنْ كُلِّ فِتْنَةٍ وَبَلَاءٍ وَشَرٍّ وَمِحْنَةٍ .اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا فِيْهِ خَيْرُ الإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَنَا عَلَى الْحَقِّ وَالْهُدَى، وَزَيِّنْ قُلُوبَنَا بِحُبِّ الْإِيْمَانِ وَبُغْضِ الْكُفْرِ وَالْفُسُوْقِ وَالْعِصْيَانِ، وَارْزُقْنَا شُكْرَ نِعْمَةِ الإِسْلَامِ وَنِعْمَةِ الِاسْتِقْلَالِ.
اَللَّهُمَّ أَلْهِمْنَا رُوْحَ الْوَحْدَةِ وَالتَّعَاوُنِ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى، وَاجْعَلْنَا مِنْ حُمَاةِ الدِّيْنِ وَالْوَطَنِ، وَمِنَ الْمُسَاهِمِيْنَ فِيْ عِمَارَةِ بِلَادِنَا وَتَقْدِيمِ الْخَيْرِ لِعِبَادِكَ، وَاحْشُرْنَا مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ، وَحَسُنَ أُوْلٰئِكَ رَفِيْقًا.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
Disusun oleh: H Moh. Zainal Abidin, Khodimul Ma’had Al-Muayyad Surakarta, Wakil Rois Syuriyah PCNU Surakarta