Warta

Ketua BKOW Jateng Ning Nawal Apresiasi Karya Batik dan Pot dari Difabel Mental Jepara

Rabu, 2 Juli 2025 | 08:00 WIB

Ketua BKOW Jateng Ning Nawal Apresiasi Karya Batik dan Pot dari Difabel Mental Jepara

Ning Nawal apresiasi karya para penyandang disabilitas mental di Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Mental (Rumpel SDM) Waluyotomo, Jepara, Selasa (1/7/2025).

Jepara, NU Online Jateng 

Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin, mengapresiasi karya para penyandang disabilitas mental di Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Mental (Rumpel SDM) Waluyotomo, Jepara, Selasa (1/7/2025). Ia kagum melihat proses pembuatan batik ciprat yang dilakukan secara mandiri oleh para penghuni panti.

 

“Mereka bisa menciptakan motif sendiri dengan warna yang sangat menarik. Hasilnya bagus dan sudah bisa dijual hingga ke Jakarta,” ujar Ning Nawal saat mengunjungi galeri hasil karya mereka.

 

Tak hanya batik, Ning Nawal juga mengapresiasi kerajinan pot berbahan kain bekas yang dicampur semen. Produk ini dijual dengan harga Rp50 ribu hingga Rp200 ribu, sementara batik ciprat dibanderol sekitar Rp165 ribu per lembar.

 

Kepala Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Potroyudan Jepara, Nur Chibtiyah menjelaskan, ada 95 penyandang disabilitas mental yang diasuh di panti tersebut. Mereka dilatih membuat batik ciprat dan berbagai kerajinan tangan sebagai sarana terapi sekaligus pemberdayaan ekonomi.

 

“Lewat batik ciprat, mereka bisa mengekspresikan perasaan. Batiknya tidak luntur dan cukup laris, baik di pameran maupun lewat media sosial,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Plt Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Endah Dwi Setyorini, menambahkan bahwa pelatihan keterampilan merupakan bagian dari upaya membentuk kemandirian penghuni panti agar kelak siap kembali ke masyarakat.

 

"Panti kami tidak hanya melayani orang terlantar tapi mereka juga yang tidak memiliki pekerjaan. Ketika mereka masuk panti kami tidak hanya melayani kebutuhan dasar, tapi juga mereka diajarkan kemandirian. Sehingga, mereka dilatih pelatihan kreatif yang nanti harapannya setelah keluar dari panti, yang bersangkutan bisa hidup mandiri di tengah masyarakat," tandasnya.