• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Regional

Tokoh Lintas Agama di Semarang Ajak Hayati Agama melalui Cinta

Tokoh Lintas Agama di Semarang Ajak Hayati Agama melalui Cinta
Dialog antaragama yang dihelat HMJ Studi Agama Agama UIN Walisongo Semarang (Foto: NU Online Jateng/Imam Mawardi)
Dialog antaragama yang dihelat HMJ Studi Agama Agama UIN Walisongo Semarang (Foto: NU Online Jateng/Imam Mawardi)

Semarang, NU Online Jateng
Tokoh lintas agama di Kota Semarang orasikan ajaran-ajaran cinta dalam agama pada acara Dialog Lintas Agama bertajuk 'Agama Kekuatan Humanistik Dunia, Menghayati Cinta melalui Agama' yang digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Studi Agama-Agama (SAA) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Rabu (13/10).

 

Wakil Rektor I UIN Walisongo Semarang  Muhksin Jamil mengatakan, agama bukanlah ajang kompetisi dan kontestasi politik, tapi agama merupakan ruang kolaborasi.

 

"Dan dialog antar agama ini adalah salah satu bentuk kolaborasi agar kita yang berbeda bisa saling mencintai bukan memusuhi," terangnya.

 

Dirinya berharap, forum-forum seperti yang dihelat oleh HMJ Studi Agama Agama harus sesering mungkin dilakukan, agar perbedaan agama maupun pemikiran bukan sesuatu yang harus dipertentangkan, karena perbedaan adalah rahmat. 

 

Perwakilan dari tokoh agama Katholik Romo Aloys Budi Purnomo mengungkapkan, dengan menghayati agama melalui cinta kita bisa mudah bersosialisasi tanpa merasa khawatir kita akan terhasut atau bahkan ikut agama mereka.

 

"Dalam menciptakan dan mengatur manusia pun Tuhan menggunakan cinta, dengan Tuhan memberi sinar matahari yang sama tanpa membedakan dari agama mana anda," 

 

Menurut Pendeta Aryanto Nugroho, cinta itu universal, cinta tidak tunggal, dan tidak diperuntukkan saudara seiman kita saja. Karena jika cinta dimaknai tunggal, maka semua agama berpotensi sebagai sumber konflik.

 

"Agama itu baik, agama mengajarkan kita cinta dan menghindari dosa maka jangan sampai agama menyebabkan kita berbuat dosa," ucapnya.

 

I Komang menambahkan, dalam beragama dan beretika kita harus seperti gelas setengah penuh yang selalu memberi ruang kosong serta terbuka oleh wacana orang lain.

 

"Jika sudah begitu, maka itu adalah awal dari terciptanya perdamaian dan keharmonisan kehidupan antarumat beragam," imbuhnya.

 

 

Ketua HMJ SAA, Muhaimin Hadratul Fadhil kepada NU Online Jateng, Kamis (14/10) mengatakan, dialog antar agama adalah usaha dari mahasiswa studi agama-agama untuk selalu menebarkan kedamaian dan kerukunan antar umat beragama.

 

"Karena Agama itu sumber cinta, tak harus sama tapi saling menjaga. Agama itu sumber kedamaian, perbedaan tak menjadi sumber permusuhan," Jelasnya.

 

Turut hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, Ketua Majelis Buddha Threvada Indonesia Agga Dhammo Warto, Penganut Penhayat Kepercayaan Sapto Dharmo Yudi Subiyantoro, Ketua Jurusan Studi SAA UIN Semarang Sukendar, dan  Wakil Ketua Matakin Jateng Andi Gunawan.

 

Tidak hanya itu, acara ini juga dihadiri oleh beberapa komunitas perdamaian dan lintas agama, seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Persaudaraan Lintas Agama (Pelita), Duta Damai Jateng, Gusdurian UIN Semarang, Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) Hikmah Budhi, Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI), dan Pemuda Katholik. 

 

Kontributor: Imam Mawardi
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru