Tantangan Tambah Banyak, Ansor Sebagai Generasi Muda NU Mesti Lebih Siap
Kamis, 5 November 2020 | 13:00 WIB
Boyolali, NU Online Jateng
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, mengadakan musyawarah persiapan konferensi anak cabang (Konferancab) di Mako Banser Nogosari, Selasa (4/11) malam. Acara dimulai dengan pembacaan dzikir dan tahlil yang dipandu Kiai Abdul Wahid, yang juga pengurus PC GP Ansor Boyolali bidang Kaderisasi, dilanjutkan sambutan dari Ketua PC GP Ansor Boyolali Gus Husein Ahmadi.
Dalam sambutannya Husein memberikan apresiasi kepada para kader Ansor - Banser Nogosari yang tak surut dan tetap semangat berkhidmat walaupun dirundung pandemi Covid-19. "Walaupun tidak sedikit kekurangan, tapi yang jelas, apapun kondisinya, tidak perlu ragu ataupun pesimis untuk melangkah ke depan, karena kita diberikan amanah di dalam organisasi yang luar biasa," jelasnya.
Gus Husein menambahkan bahwa perlu disadari tantangan ke depan, akan semakin bertambah. Untuk itu, GP Ansor, sebagai kader muda Nahdlatul Ulama (NU), harus betul-betul disiapkan untuk membentengi NU dan bangsa Indonesia ini dengan sebaik baiknya.
Pesan tentang peran serta GP Ansor untuk terus berkhidmat di dalam masyarkat ini, sebelumnya juga pernah ia sampaikan dalam acara 'Safari Maulid ke-12', di Kanoman, Ngemplak, yang diselenggarakan PAC GP Ansor Ngemplak.
“Dalam situasi dan kondisi apapun, kader GP Ansor tidak boleh berhenti berkegiatan. GP Ansor adalah generasi muda yang harus selalu eksis melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tegas Gus Husein.
Sementara itu Ketua PAC GP Ansor Nogosari Syamsul Ma’arif berharap musyawarah pra-Konferancab ini dapat mendapatkan kemufakatan yang baik, termasuk memunculkan kader-kader hebat yang dapat menjadikan GP Ansor Nogosari lebih solid, bagus, serta dapat menambah gairah semangat organisasi dan anggotanya.
Sedangkan Kiai Abdul Wahid berpesan, generasi selanjutnya harus memiliki kesiapan untuk menerima tongkat estafet kepengurusan. Ia juga mengingatkan, bahwa regenerasi dan proses keberlanjutan organisasi ini adalah sebuah keniscayaaan.
"Karena pada akhirnya akan dicatat sejarah, termasuk orang yang berhasil atau gagal. Salah satu indikatornya terletak pada warisan atau legasi selama menjabat. Legasinya adalah karya yang dihasilkan selama menjabat yang dapat dikenang," terangnya.
Kontributor: Sulis, Siswanto
Editor: Ajie Najmuddin
Terpopuler
1
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
2
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
3
Semarak Harlah ke-75, Fatayat NU Wonogiri Gali Potensi Kader dengan Semangat Kartini
4
Kasus Pneumonia Jamaah Haji Meningkat, dr Alek Jusran Imbau Jaga Kesehatan
5
Gelorakan Dakwah Lewat Tulisan, NU Online Kumpulkan Jurnalis Muda Nahdliyin se-Jateng dan DIY
6
NU Online dan LAZISNU Gelar Workshop Jurnalistik Filantropi, Cilacap Jadi Tuan Rumah
Terkini
Lihat Semua