Abdullah Faiz
Kontributor
Solo, NU Online Jateng
Kanal media Katadata bekerjasama dengan Kominfo dan Siberkreasi menggelar diskusi santai mengenai etika bermedia sosial dalam acara Katadata Literasi Digital Talks 'Demokrasi dan Toleransi di Media Sosial' pada Sabtu, (18/9).
Koordinator Komunitas Gusdurian Solo Ajie Najmuddin mengatakan, di era kemajuan ini banyak sekali tantangan yang tidak kita rasakan pada era sebelumnya, misalnya di era sekarang mendapatkan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi yang sedang terjadi dengan menggunakan gadget.
"Fakta seperti ini tidak ditemukan oleh orang terdahulu sehingga perlu merumuskan etika yang baru dalam bermedia sosial. Kemudahan mengakses berbagai informasi di era sekarang menjadi tantangan yang baru, sehingga ada etika yang berbeda karena perubahan ini," ujarnya.
Menurutnya, hidup berjejaring dalam media sosial ini sangat penting dan harus memperhatikan etika yang tepat karena ada perubahan dengan era sebelumnya. Ia menjelaskan pergeseran etika tersebut dengan membagi dua hal pertama etika tradisional atau etika bersosial orang-orang terdahulu yang mengandalkan informasi dari radio dan televisi.
“Etika tradisional menyangkut tata cara yang sudah dilakukan sejak dulu dari budaya yang merupakan kesepakatan bersama dari setiap kelompok masyarakat, sehingga menunjukkan apa yang pantas dan tidak pantas sebagai pedoman sikap perilaku anggot masyarakat,” jelasnya.
Sedangkan etika bermedia sosial di era sekarang lanjutnya, terbentuk dari kemajuan teknologi yang berkembang sehingga budaya dan normanya sangat komplek dan luas.
“Etika kontemporer adalah etika elektronik dan online menyangkut tata cara, kebiasaan, dan budaya yang berkembang karena teknologi yang memungkinkan pertemuan sosial budaya secara luas atau global,” tambahnya.
Menurut Ajie, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam berjejaring di media sosial. Di samping itu, media sosial adalah ruang bersama yang mana semua orang dapat mengakses dengan gadgetnya masing-masing.
"Sehingga diperlukan aspek kesadaran sebab setiap tulisan atupun konten yang diunggah akan membentuk dampak dan implikasi yang luas," terang Ketua PC LTNNU Surakarta itu.
Dikatakan, selayaknya manusia biasa harus berbuat baik terhadap orang lain dan berbagi kemanfaatan. Konsep ini harus diterapkan dalam dunia digital misalnya menggunakan media untuk kebaikan artinya tidak disalahgunakan untuk hal yang merugikan orang lain.
"Aspek kejujuran ini penting untuk menghindari plagiasi dan menghormati karya orang lain," pungkasnya.
Kontributor: Abdullah Faiz
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
2
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
3
Semarak Harlah ke-75, Fatayat NU Wonogiri Gali Potensi Kader dengan Semangat Kartini
4
Kasus Pneumonia Jamaah Haji Meningkat, dr Alek Jusran Imbau Jaga Kesehatan
5
Muslimat NU DIY Gelar Bakti Sosial dan Pasar Murah Guna Ringankan Beban Masyarakat
6
NU Care-LAZISNU Dukung Penyelenggaraan Workshop Jurnalisitik Filantropi di Cilacap Jateng
Terkini
Lihat Semua