• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 18 Mei 2024

Regional

Habib Umar: Orang yang Siap Dibimbing Kiai Berarti Santri

Habib Umar: Orang yang Siap Dibimbing Kiai Berarti Santri
Habib Umar al-Muthohar saat menyampaikan ceramah dalam rangka Maulid Nabi dan HSN 2020. Foto: Syaheed Abeede
Habib Umar al-Muthohar saat menyampaikan ceramah dalam rangka Maulid Nabi dan HSN 2020. Foto: Syaheed Abeede

Semarang, NU Online Jateng

Ulama kharismatik asal Semarang Habib Umar al-Muthohar mengatakan, semua orang harus menjadi santri. Santri yang dimaksud Habib Umar bukan semata orang yang menekuni bidang tertentu dalam keilmuan agama Islam, namun siapa saja yang mau dibimbing oleh guru dan ulama, mereka adalah santri.

“Santri adalah orang yang mau dibimbing dan diarahkan oleh para guru dan ulama.” ungkap Habib Umar

Hal itu disampaikan Habib Umar saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad dan Hari Santri 2020 Pesantren Tsamrotul Hikmah asuhan K. Samroni Abdullah, Patemon, Gunungpati, Kota Semarang, Jumat (16/10).

Lebih lanjut, mustasyar PWNU Jateng ini menyatakan bahwa disiplin ilmu yang ditekuni setiap orang boleh berbeda. Selama ia juga berkenan mendalami keimanan dan akhlak dari guru, ia masuk kategori sebagai santri.

“Apapun disiplin ilmu yang kamu pelajari baik antropologi, geografi, fisika dan lain sebagainya, kamu harus juga mengaji tentang akhlak dan keimanan dari  guru. Dengan begitu, kamu menjadi santri.” jelas Habib Umar.

Seiring dengan dai dadakan yang muncul ke permukaan publik sehingga membuat sebagian masyarakat bingung memilihnya, Habib Umar mengingatkan masyarakat untuk tidak tertipu dengan penampilan fisik ustadz-ustadz yang bertebaran. Ia berpesan kepada masyarakat supaya mencari guru yang jelas sanadnya bersambung sampai Rusulullah .  

“Jangan kamu sembarangan menjadikan orang sebagai gurumu atau menganggapnya sebagai ulama. Jangan kau tertipu oleh penampilan. Mengajilah pada guru yang mu’tabarah. Sanadnya harus besambung sampai Rasulullah . Dari siapa ia belajar harus jelas.” Pungkasnya.

Acara yang diisi dengan pembacaan maulid mulai bakda jamaah shalat isya’ dan dengan diiringi grup hadlrah setempat, tampak berlangsung secara khidmat.

Sejumlah perwakilan organisasi yang ada di lingkungan Universitas Negeri Semarang (UNNES) hadir mulai dari Mahasiswa Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (MATAN), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), bersama masyarakat sekitar.  (Syahid Abedee / Ahmad Mundzir)


Regional Terbaru