Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam, selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Selain menjadi penanda awal tahun dalam kalender hijriyah, bulan ini juga memiliki kemuliaan tersendiri karena pada bulan ini umat Islam dianjurkan untuk menjauhi segala bentuk peperangan dan kekerasan.
Sebagaimana firman Allah SWT:
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌۗ
Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, berperang pada bulan itu adalah dosa besar. (QS Al-Baqarah: 217)
Umat Islam juga dilarang melakukan perbuatan aniaya dan menzalimi diri sendiri di bulan-bulan haram, termasuk Muharram. Sebab, seseorang yang berbuat zalim pada bulan ini akan mendapatkan dosa yang lebih besar dibandingkan ketika melakukannya di luar bulan haram. Sebaliknya, amal saleh yang dilakukan pada bulan ini juga akan dilipatgandakan pahalanya.
Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan:
العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ
Artinya: Amal saleh apabila dilakukan di bulan haram akan mendapatkan pahala yang lebih agung. Begitu pula perilaku zalim, akan dianggap lebih besar (dosanya) daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan haram. (Ma’alimut Tanzil, 4/44)
Baca Juga
Bulan Muharram, Gak Boleh Nikah?
Dalam penjelasan lanjutan, Al-Baghawi juga mengutip penafsiran dari Ibnu Abbas dan Muhammad bin Yasar bahwa di antara bentuk kezaliman adalah menghalalkan sesuatu yang diharamkan dan mengharamkan sesuatu yang dihalalkan, seperti merampok pada bulan-bulan tersebut. (Ma’alimut Tanzil, 4/45)
Bulan Muharram juga memiliki keistimewaan lain karena menjadi titik awal tahun baru Islam. Momen ini sangat tepat untuk melakukan introspeksi diri, membenahi amal, serta menyusun kembali langkah-langkah kebaikan untuk masa mendatang. Awal yang baik diyakini mampu membawa dampak positif dalam perjalanan hidup seseorang.
Sebagaimana dikatakan oleh Imam Atha’illah As-Sakandari:
مَنْ أَشْرَقَتْ بِدَايَتُهُ أَشْرَقَتْ نِهَايَتُهُ
Artinya: Barangsiapa awal perjalanannya bersinar, maka akhir perjalanannya pun bersinar.
Semoga kita semua dapat memanfaatkan momentum Muharram ini untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT, serta mendapatkan limpahan keberkahan dari bulan yang mulia ini.
Penulis: Fahmi Burhanuddin
Terpopuler
1
Jadwal Kepulangan Jamaah Haji Asal Jawa Tengah dan DIY Gelombang 2
2
MI Tahassus Ma’arif NU Pedan Ukir Prestasi dan Teguhkan Komitmen Pendidikan Karakter
3
5,5 Juta Antrean Berangkat Haji, BP Haji Siapkan Langkah Audit Data Antrean
4
Madrasah Emperan Rumah, Menghidupkan Cahaya Ilmu
5
Pitutur, Dawuh, dan Parenting ala Nyai Hj Djamilah Hamid Baidlowi
6
PC IPNU IPPNU Rembang dan LP Ma'arif NU Siapkan TOT dan Diklat Pembina Komisariat
Terkini
Lihat Semua