Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra

Taushiyah

Seberangi Lautan Tak bertepi

Foto: Ilustrasi (nu online)

Menyeberangi lautan tak bertepi adalah gambaran orang yang suka berangan-angan untuk meraih sesuatu tapi tidak melakukan sesuatu untuk mendapatkannya. Ia hanya mengkhayal seandainya aku begini, aku begitu maka aku akan menjadi begini atau menjadi begitu.


Baca Juga:
Kemunafikan adalah Pisau Bermata Dua

   
Mengkhayal adalah kebiasaan orang-orang yang berjiwa kerdil. Khayalan tanpa usaha untuk mendapatkan apa yang diangankan hanyalah ombak besar yang akan mengombang-ambingkan hidupnya lalu menghempasnya dan berujung tenggelam. Ya, penghayal itu telah tenggelam dalam khayalan panjang tanpa hasil nyata.

   
Ketahuilah! Hawa nafsu akan memalingkan seseorang dari kebenaran, sedangkan angan-angan panjang akan melupakan akhirat. Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu mengatakan:


إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ اتِّبَاعُ الْهَوَى، وَطُولُ الْأَمَلِ. فَأَمَّا اتِّبَاعُ الْهَوَى فَيَصُدُّ عَنِ الْحَقِّ، وَأَمَّا طُولُ الْأَمَلِ فَيُنْسِي الْآخِرَةَ


Artinya:
Perkara yang paling aku takutkan adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu, ia akan memalingkan dari kebenaran. Adapun panjang angan-angan, ia akan membuat lupa akan akhirat.


Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri

Ahmad Niam Syukri
Editor: M Ngisom Al-Barony

Artikel Terkait