Orang bijak adalah orang yang selalu sadar bahwa sebagai manusia yang keberadaannya dihiasi hawa nafsu rentan untuk melakukan kesalahan.
Seseorang yang merasa bahwa dirinya rawan berbuat kesalahan, sejatinya ia telah memasang rambu-rambu jalan untuk keselamatan dirinya sendiri, paling tidak ia memiliki tanda pengingat dalam setiap kali bertindak.
Nabi Yusuf sebagai manusia selalu waspada akan kecenderungan nafsu yang mudah disuruh untuk berbuat jahat, kecuali jika diberi rahmat dan mendapat perlindungan dari Allah SWT. Kesadaran inilah yang membuat Nabi Yusuf selamat dari godaan istri al-Aziz.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Yusuf Ayat 53:
وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفۡسِىۡۚ اِنَّ النَّفۡسَ لَاَمَّارَةٌۢ بِالسُّوۡٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىۡ ؕاِنَّ رَبِّىۡ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Artinya:
Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun Maha Penyayang. (QS Yusuf : 53)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng tahun 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng