Taushiyah

Merayakan Hari Kelahiran Rasulullah Muhammad SAW

Jumat, 30 Oktober 2020 | 17:00 WIB

Merayakan Hari Kelahiran Rasulullah Muhammad SAW

foto: ilustrasi (NU Online)

Jika orang seperti Abu Lahab saja yang jelas-jelas tercela dan kekal di neraka, setiap hari Senin diringankan siksanya sebab ia bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad, maka apalagi jika yang bergembira seorang muslim yang sepanjang hidupnya bergembira atas lahirnya Nabi Muhammad dan wafat dalam keadaan Islam.(Imam Al-Hafidz Syamsyuddin Muhammad Nasirruddin Addimisyqi)

 

Tanggal 12 Rabiul Awal 571 M yang orang Jawa menyebutnya 12 Mulud Tahun Gajah adalah hari di mana langit cerah memancarkan cahaya mengiringi kelahiran nabi akhir zaman Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

 

Setiap orang bergembira, termasuk Abu Lahab yang girang ketika mendengar khabar kelahirannya lalu memerdekakan budaknya sebagai tanda kegembiraannya, dan inilah yang menjadikan Abu Lahab mendapatkan keringanan siksa berupa tetesan air minum. Menurut Ibnu Bathal;  digambarkan bahwa banyaknya air minum yang didapatkan  Abu Lahab ibarat seorang anak yang menyedot ibu jarinya. 

 

Sebuah riwayat :

 وَقَدْ رُوِيَ أَنَّ أَبَا لَهَبٍ رُؤِيَ بَعْدَ مَوْتِهِ فِي النَّوْمِ ، فَقِيْلَ لَهُ : مَا حَالُكَ ، فَقَالَ فِي النَّارِ ، إِلَّا أَنَّهُ يُخَفَّفُ عَنِّيْ كُلَّ لَيْلَةِ اثْنَيْنِ وَأَمُصُّ مِنْ بَيْنَ أَصْبُعِيْ مَاءً بِقَدْرِ هَذَا – وَأَشَارَ إِلَى نُقْرَةِ إِبْهَامِهِ – وَأَنَّ ذَلِكَ بِإِعْتَاقِيْ لِثُوَيْبَةَ عِنْدَمَا بَشَّرَتْنِيْ بِوِلَادَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِإِرْضَاعِهَا لَهُ

 

Artinya :
Abu Lahab diperlihatkan di dalam mimpi setelah ia mati, ditanyakan kepadanya, “Bagaimana keadaanmu?” Ia menjawab, “Di dalam neraka, hanya saja azabku diringankan setiap malam Senin. Aku menghisap air di antara jari jemariku sekadar ini – ia menunjuk ujung ibu jarinya-. Itu aku dapatkan karena aku memerdekakan Tsuwaibah ketika ia memberikan kabar gembira kepadaku tentang kelahiran Muhammad dan ia menyusukan Muhammad”.

 

Kalau Abu Lahab bergembira dan merayakan kelahiran Nabi Muhammad lalu mendapatkan keringanan siksa, mengapa kita tidak?. Sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali merayakannya karena ingin bersama Rasulullah kelak di surga.

 


KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Pengasuh Majelis Ta'lim Mar'ah Najihah Muslimat NU Kabupaten Grobogan