Taushiyah
Mengapa Tidak Lembah Manah setelah Idul Fitri
Di hari kedua Hari Raya Idul Fitri jalanan benar-benar macet karena saking banyaknya pengendara motor dan mobil yang lalu-lalang di jalanan, sedangkan masing-masing maunya ingin segera sampai di tujuan. Ketika itu ada pengendara yang menyerobot jalan hingga menambah kemacetan dan disitulah membuat orang lain jengkel dan marah-marah.
Mengapa ketika puasa satu bulan di Bulan Ramadhan orang bisa sabar, bisa menahan emosi dan menjadi pemaaf ketika sepulang dari shalat id pada tanggal 1 Syawal, tapi ketika hari Raya Idul Fitri sudah lewat orang kembali kepada kebiasaan lama yang gampang tersulut emosi, sulit menahan marah dan tidak sabar ketika lagi sensitif.
Baca Juga:
Mestinya Jadi Fitri setelah Berpuasa
Semestinya, seusai berpuasa di Bulan Ramadhan seseorang akan menjadi muttaqin (orang yang bertakwa) sebagaimana tujuan diwajibkannya puasa bagi orang-orang yang beriman, yaitu (tanda orang yang bertakwa) lembah manah, suka memberi maaf dan tidak emosional.
Firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran Ayat 133 - 134:
وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ*
الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَۚ"
Artinya:
(133) Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (134) (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS Ali Imran : 133-134)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri