Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra

Taushiyah

Kemungkaran Koyak Kedamaian

KH Ahmad Niam Syukri Masruri

Damai adalah indah, nyaman adalah nikmat. Oleh karenanya setiap kemungkaran tidak seharusnya dilakukan, karena setiap kemungkaran akan mengoyak kedamaian dan melahirkan petaka. Bisa saja petaka itu menimpa pelakunya dan bisa juga meninpa orang lain yang berada di sekitarnya.


Baca Juga:
Kambing Tak Bertanduk Diberi Hak membalas

   
Ketika seseorang melihat kemungkaran, seharusnya mencegah dengan tangannya (kekuasaan), kalau tidak bisa dengan tangannya, cegahlah dengan mulut yang santun (bil hikmah), dan kalau tidak bisa dengan tangan atau mulutnya, cegahlah dengan hati (hati yang ingkar) dan mengatakan bahwa kemungkaran tidak boleh dibiarkan.


Hadits nabi:


عن أَبي سعيدٍ الخُدْريِّ رضي اللَّه عنه قال : سمِعْتُ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقُولُ : مَنْ رَأَى مِنْكُم مُنْكراً فَلْيغيِّرْهُ بِيَدهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطعْ فبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبقَلبهِ وَذَلَكَ أَضْعَفُ الإِيمانِ.


Artinya:
Dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu anhu,  Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: Barangsiapa di antara engkau semua melihat sesuatu kemungkaran, maka hendaklah mengubahnya itu dengan tangannya, jikalau tidak dapat, maka dengan lisannya dengan jalan menasehati orang yang melakukan kemungkaran tadi, dan jikalau tidak dapat juga dengan lisannya, maka dengan hatinya ~ maksudnya hatinya mengingkari serta tidak menyetujui perbuatan itu. Yang demikian itu ~ yakni dengan hati saja ~ adalah selemah-lemahnya keimanan. (HR Muslim)


Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri

Ahmad Niam Syukri
Editor: M Ngisom Al-Barony

Artikel Terkait