Baca Al-Qur’an, Dzikir, dan Tuntaskan Rukun Islam sebagai Kunci Keberkahan
Kamis, 15 Mei 2025 | 15:00 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, KH Achmad Chalwani, menyampaikan sejumlah anjuran penting bagi umat Islam dalam mauidlah hasanah pada Pengajian Ahadan Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah An-Nawawi Berjan, Ahad (11/5/2025).
Seperti biasa, pengajian diawali dengan tawassul kepada para mursyid thariqah dan pembacaan surah Al-Waqi’ah secara berjamaah. Dalam pengajiannya, KH Chalwani menyampaikan bahwa dzikir dan membaca Al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat mulia. Ia mengutip hadis Qudsi:
يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ شَغَلَهُ ذِكْرِي عَنْ مَسأَلَتِي، أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Barang siapa yang sibuk berdzikir kepada-Ku hingga lupa untuk meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya sesuatu yang lebih baik daripada yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta kepada-Ku.”
Menurutnya, membaca Al-Qur’an dan berdzikir menjadi cara untuk menggapai hajat. Bahkan saat mengimami salat, KH Chalwani mengingatkan agar memilih surat pendek agar tidak memberatkan makmum, terlebih jika di desa.
Kiai Chalwani juga menyampaikan dawuh KH Dalhar Watucongol, bahwa para santri hendaknya membaca Al-Qur’an terlebih dahulu sebelum mengaji, walau hanya mulai dari surat Al-Kafirun hingga Al-Falaq. Ia kemudian membacakan hadis:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ: رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ
(HR. Bukhari-Muslim)
Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an bagaikan buah utrujjah: harum dan enak rasanya. Sedangkan yang tidak membaca seperti buah kurma: rasanya manis tapi tidak berbau.
Anjuran lainnya yaitu menyembelih sapi sepulang haji, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
عَنْ جَابِرٍ... نَحَرَ جَزُوْرًا أوْ بَقَرَةً
(HR. Bukhari)
Kiai Chalwani juga mengingatkan agar tidak menyeka air wudhu karena tiap tetesan air wudhu akan menjadi malaikat yang mendoakan kebaikan. Beliau menambahkan, membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dapat menguatkan iman. Bahkan, membaca surat Al-Ikhlas tiga kali bernilai seperti membaca Al-Qur’an satu kali khatam, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Manaqib Sadaliyah.
Tak lupa, anjuran khas Kiai Chalwani yaitu membaca surat Al-Falaq sebanyak tujuh kali menjelang Maghrib agar dimudahkan rezeki, sebagaimana tertulis dalam kitab Ta’wîrul Ma‘âlî. Namun demikian, membaca saja tidak cukup, tetap harus diiringi dengan ikhtiar dan bekerja sesuai kemampuan.
Menutup pengajiannya, ia mengajak jamaah untuk menjenguk orang yang baru berhaji demi memperoleh keberkahan. KH Chalwani menjelaskan rukun Islam sebagai bangunan utuh: syahadat sebagai pondasi, salat sebagai tiang, puasa sebagai jendela, zakat sebagai tembok, dan haji sebagai atapnya. Maka, menyempurnakan rukun Islam hingga haji sangat penting dalam menegakkan bangunan keislaman yang kokoh dan utuh.