Tegal, NU Online Jateng

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Jatinegara menggelar rapat koordinasi Unit Pengelola Zakat, Infaq, dan Shadaqah (UPZIS) dalam rangka persiapan peluncuran Klinik Pratama NU pada Selasa (28/1/2025). Acara ini dihadiri oleh jajaran pengurus MWCNU dari unsur Syuriah dan Tanfidziyah serta para tokoh masyarakat.

Wakil Rais Syuriah MWCNU Jatinegara, KH Muhammad Yusuf Al-Khafidz, menegaskan bahwa keberhasilan suatu program sangat bergantung pada pengelolaan yang baik. 

“Jika kita bisa mengelola dengan baik, insyaallah semuanya akan berjalan lancar. Bahkan, meskipun tanpa upah, kita yakin ada keberkahan di dalamnya,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya komitmen kolektif dalam organisasi, terutama dalam mendukung program-program NU. Salah satu bentuk kontribusi nyata yang disorot adalah pemanfaatan celengan infaq. 

“Kita harus memberi contoh terlebih dahulu. Jangan sampai pengurus sendiri tidak mengisi celengan infaq. Jika setiap hari kita sisihkan Rp5.000 saja, dalam sebulan sudah terkumpul Rp150.000. Ini adalah bentuk kontribusi nyata untuk mendukung program yang kita jalankan,” paparnya.

Kiai Yusuf juga mengingatkan agar pengurus belajar dari pengalaman, baik kegagalan maupun keberhasilan program di daerah lain. 

“Jangan sampai kita hanya membandingkan tanpa memahami faktor keberhasilannya. Klinik yang berhasil pasti memiliki strategi dan pengelolaan yang baik. Maka, kita juga harus belajar bagaimana mereka bisa maju,” tuturnya.

Persiapan Klinik Pratama NU ini menjadi momentum penting bagi MWCNU Jatinegara dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Klinik ini diharapkan tidak hanya menjadi fasilitas kesehatan, tetapi juga bukti nyata kontribusi NU dalam kesejahteraan umat.

Selain itu, rapat ini turut membahas strategi optimalisasi peran UPZIS dalam mendukung keberlanjutan Klinik Pratama NU. Pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah yang lebih transparan dan efektif menjadi perhatian utama agar program sosial keumatan dapat terus berkembang. 

“Kritik itu penting, tetapi harus disertai solusi dan komitmen untuk melaksanakan perbaikan,” tegas Kiai Yusuf.