Haul Pertama KH Hasanuddin Mantan Rais PCINU Thailand Digelar Secara Online dan offline
Sabtu, 22 Januari 2022 | 13:00 WIB
Semarang, NU Online Jateng
Agenda haul pertama KH Hasanuddin, Rais Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Thailand diselenggarakan secara virtual dan tatap muka oleh jamaah Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah Al-Utsmaniyah Kabupaten Semarang.
H Deda Anwar Sadat, putra almarhum Kiai Hasanudin mengatakan, pihak keluarga bersama jamaah thariqah menyelenggarkan peringatan haul pertama almarhum pegiat NU di Thailand ini di tiga tempat, meliputi Masjid Agung Al-Mabrur Ungaran, studio Rasika FM Ungaran,dan komplek makam Mbah Jakfar Bukit Sengkleh Kalirejo, Ungaran, Kabupaten Semarang.
"Agendanya sama, meliputi majlis dzikir, khatmil qur'an, dan maulidurrasul. Penyelenggaraan di studio Rasika digelar secara virtual yang disiarkan secara live melalui Radio Rasika USA 195,6 FM pada hari ini Sabtu pukul 19.00 - 21.30," kata Dida di Semarang, Sabtu (22/1).
Dijelaskan, agenda haul di Studio Radio Rasika FM dikemas dalam acara bertajuk 'In Memoriam Bung Has dan Majelis Selametan Dalam Rangka Haul Bung Has' juga disiarkan secara live di tiga radio jaringan Rasika Grup yakni Rasika Semarang 100.1 FM, Rasika Pekalongan 88.9 FM, dan Citra Kendal 99,7 FM.
"Selain itu, agenda ini juga direlay melalui facebook Al-Khidmah Bancak sehingga bisa diikuti oleh nahdliyin tanpa harus datang di lokasi haul. Sedangkan acara haul secara tatap muka digelar digelar di masjid agung dilaksanakan pada Jumat (21/1)," terangnya.
Dia menambahkan, untuk acara haul alumnus Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang ini akrab dengan panggilan Bung Has di komplek makam dijadwalkan akan berlangsung hari Ahad (23/1) pagi.
Almarhum ujarnya, semasa hidup sangat rajin mensosialisasikan NU dan amalan-amalan ahlussunnah waljamaah (aswaja) an-nahdliyah di kalangan komunitas non santri sehingga sebutan panggilan akrabnya disebut dengan panggilan bung tidak kiai.
"Namun demikian jalinan silaturahim dengan komunitas pesantren tidak pernah terputus, menirukan kolega bapak di luar pesantren, para santri dan kiai memanggil bapak dengan sebutan bung, almarhum bapakpun nyaman dengan panggilan itu," pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony