Regional

Full Day School Dinilai Ancam Pendidikan Diniyah, DPRD Kendal Ambil Sikap Tegas

Sabtu, 19 Juli 2025 | 15:45 WIB

Full Day School Dinilai Ancam Pendidikan Diniyah, DPRD Kendal Ambil Sikap Tegas

Fathur Rahman saat memberikan sambutan dalam acara Rakerdin LP Ma’arif NU Kabupaten Kendal, Sabtu (19/7/2025).

Kendal, NU Online Jateng 

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kendal, yang diwakili oleh Fathur Rahman, menyampaikan penolakan tegas terhadap kebijakan Full Day School (FDS) yang belakangan kembali diwacanakan oleh sejumlah pihak. Hal ini ia ungkapkan saat memberikan sambutan dalam acara Rapat Kerja Dinas (Rakerdin) Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Kendal, Sabtu (19/7/2025).

 

Acara Rakerdin tersebut diselenggarakan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kendal dan dihadiri oleh ratusan peserta dari unsur kepala madrasah, pengurus LP Ma’arif NU, serta para pegiat pendidikan dari berbagai tingkatan. 

 

Momen ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan Ma’arif dengan para pemangku kebijakan di tingkat daerah.

 

Dalam sambutannya, Fathur Rahman secara lugas menyatakan bahwa kebijakan Full Day School tidak relevan dan bahkan berpotensi menggerus akar pendidikan karakter yang telah lama tumbuh dan berkembang di lingkungan Nahdlatul Ulama, khususnya melalui lembaga pendidikan yang bernaung di bawah LP Ma’arif NU.

 

“Penerapan Full Day School itu tidak hanya memberatkan siswa dan guru, tetapi juga mengancam eksistensi lembaga-lembaga pendidikan nonformal seperti madrasah diniyah dan TPQ yang selama ini menjadi benteng pendidikan akhlak bagi anak-anak kita,” tegas Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) ini.

 

Ia menambahkan, penerapan sekolah sepanjang hari juga dikhawatirkan mengurangi ruang interaksi anak dengan keluarga dan lingkungan sosialnya. 

 

Padahal, menurutnya, pendidikan tidak bisa hanya dibatasi dalam tembok sekolah semata, tetapi harus menyatu dengan kehidupan sosial, spiritual, dan budaya lokal.

 

“Saya tegaskan, Fraksi PKB di DPRD Kendal menolak kebijakan Full Day School. Pendidikan tidak boleh lepas dari ruh lokalitas dan tradisi keagamaan yang telah mengakar kuat di masyarakat kita,” tegasnya disambut tepuk tangan hadirin.

 

Di hadapan para peserta Rakerdin, Fathur Rahman juga mengungkapkan rasa bangganya karena pernah menjadi bagian dari keluarga besar LP Ma’arif NU. 

 

Menurutnya, pengalaman tersebut membentuk jati dirinya dan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya memperjuangkan keberlangsungan pendidikan khas Nahdliyin di tengah arus perubahan zaman.

 

“Saya ini tumbuh dan besar di lingkungan Ma’arif. Jadi, ketika hari ini saya diberi amanah di DPRD, tentu saya merasa memiliki tanggung jawab moral untuk terus mendukung perjuangan LP Ma’arif NU,” tandasnya.