Pesantren

Festival Banjari Se-Jateng-DIY Meriahkan Akhirussanah Pesantren Durrotu Aswaja

Ahad, 6 Juli 2025 | 11:00 WIB

Festival Banjari Se-Jateng-DIY Meriahkan Akhirussanah Pesantren Durrotu Aswaja

Kasie Trantibum Kecamatan Gunungpati Soegiharto saat memukul gong sebagai tanda Festival Banjari Durrotu Aswaja se-Jateng dan DIY secara resmi dimulai. (Foto: Rifqi)

Kota Semarang, NU Online Jateng 

Menyemarakkan akhir tahun pembelajaran (akhirussanah), Pondok Pesantren Durrotu Aswaja menggelar Festival Banjari yang diikuti 18 grup dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara berlangsung di Ponpes Durrotu Aswaja 2 Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, pada Sabtu (5/7/2025).

 

Festival secara resmi dibuka oleh Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Kecamatan Gunungpati, Soegiharto, yang ditandai dengan pemukulan gong. Hadir dalam pembukaan, antara lain pengasuh pesantren KH Agus Ramadhan, Lurah Sekaran Sri Sukaryati, Babinsa, Babinkamtibmas, serta tokoh masyarakat sekitar.

 

Dalam sambutannya, Lurah Sekaran Sri Sukaryati menyampaikan apresiasinya terhadap kiprah pesantren dalam membina generasi muda. Ia berharap kegiatan ini mempererat ukhuwah dan menjadi ruang ekspresi kreatif santri.

 

“Kami bersyukur kegiatan ini bisa mempererat silaturahim antarpecinta seni banjari. Semoga para santri bisa terus menebar kebaikan dengan akhlak mulia,” ujarnya.

 

Senada, Kasi Trantibum Soegiharto menekankan bahwa rebana banjari adalah bagian dari budaya Islam Nusantara yang perlu terus dilestarikan. Ia menyebutkan bahwa festival ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sarana memperkuat persaudaraan.

 

“Rebana adalah kesenian Islam yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita. Kegiatan ini semoga menjadi ruang menumbuhkan kecintaan terhadap budaya Islam,” tuturnya.

 

Ketua panitia festival, Muhammad Sakdun, menjelaskan bahwa masing-masing grup diwajibkan membawakan satu lagu bebas berbahasa Arab (salawat atau munajat) dan satu jingle lomba, dengan durasi maksimal 12 menit.

 

“Grup beranggotakan 10 orang, bisa putra, putri, atau campuran, dan tiap personel hanya boleh tergabung di satu grup,” jelasnya.

 

Ia juga menekankan pentingnya mengikuti seluruh prosedur, termasuk technical meeting secara daring serta kelengkapan administrasi peserta.

 

Sementara itu, Ketua Haflah Akhirussanah, Irwan Ali Prasetyo menuturkan bahwa Festival Banjari telah menjadi agenda rutin selama empat tahun terakhir. Rangkaian akhirussanah biasanya dimulai dari Grand Opening, Aswaja Festival (Asfest) yang berisi lomba-lomba santri, futsal, seminar, hingga festival banjari.

 

“Tahun ini Grand Opening ditiadakan karena bersamaan dengan agenda penting pemberian ijazah dari Syekh Nabil Muhammad Ali dari Mesir dan Syekh Marwazi dari Jakarta,” jelasnya.

 

Sebelum perlombaan dimulai, seluruh juri mengikuti sumpah kode etik yang dipandu langsung KH Agus Ramadhan. Adapun dewan juri tahun ini adalah Cak Agung dan Cak Dendy dari Jombang, serta Kang Faiz Syauqy dari Temanggung.


Terkait