Pemkab Pati Batalkan Kenaikan Tarif PBB-P2, Masyarakat Terlanjur Bayar Akan Dikembalikan
Jumat, 8 Agustus 2025 | 12:00 WIB
Pati, NU Online Jateng
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati secara resmi membatalkan kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang sebelumnya sempat naik hingga 250 persen. Keputusan ini disampaikan langsung oleh Bupati Pati Sudewo dalam konferensi pers di Pendopo Kabupaten Pati, Jumat (8/8/2025) pagi.
Turut mendampingi dalam kesempatan tersebut, Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi, Dandim 0718/Pati Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto, dan Kepala Kejaksaan Negeri Pati, Sigid J Pribadi.
“Mencermati perkembangan situasi dan kondisi juga mengakomodasi aspirasi yang berkembang, saya memutuskan kebijakan kenaikan PBB-P2 saya batalkan. Ini untuk menciptakan situasi aman dan kondusif serta dalam rangka memperlancar perekonomian dan pembangunan Kabupaten Pati,” ujar Bupati Sudewo.
Ia menegaskan bahwa tarif PBB-P2 akan dikembalikan seperti semula, yaitu sebagaimana berlaku pada tahun 2024.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa masyarakat yang terlanjur membayar pajak sesuai tarif yang naik, akan mendapatkan pengembalian selisih pembayaran tersebut.
“Bagi yang sudah terlanjur membayar maka uang sisanya itu akan dikembalikan oleh pemerintah, yang akan diatur teknisnya oleh BPKAD dan kepala desa,” jelasnya.
Sudewo juga menegaskan bahwa dirinya akan tetap berkomitmen membangun Kabupaten Pati dan melayani masyarakat dengan penuh dedikasi.
“Jadi ini murni dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi. Tidak ada perubahan sikap dari saya yang tetap tulus ikhlas untuk rakyat Kabupaten Pati. Semuanya tidak ada yang saya bedakan,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Aliansi Masyarakat Pati Bersatu bakal menggelar aksi demo pada 13 Agustus nanti untuk menolak kabijakan bupati yang sebelumnya telah menaikkan tarif pajak.
Para inisiator unjuk rasa juga membuka posko donasi sejak tanggal 1 hingga 12 Agustus di depan kantor bupati sisi luar pagar sebelah barat.
Mereka menggalang donasi berupa air mineral, makanan ringan, hingga telur busuk. Adanya galang donasi ini sebagai tanda bahwa gerakan murni diinisiasi oleh masyarakat bawah tanpa ada campur tangan pihak manapun.
Dari pantauan di lokasi, pada Jumat (8/8/2025) siang, masyarakat masih berdatangan untuk memberikan donasi berupa air mineral hingga makanan ringan. Bahkan, jumlah air mineral telah mencapai ribuan dus.