Cintai Budaya, Warga NU Yomani Tegal Lestarikan Terbang Jawa
Kamis, 16 September 2021 | 15:00 WIB

Pemuda NU Yomani, Lebaksiu, Kabupaten Tegal lestarikan terbang jawa dengan menggelar latihan secara rutin (Foto: NU Online Jateng/Malik)
Tegal, NU Online Jateng
Warga NU Dukuh Yomani, Desa Yamansari, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal mengadakan latihan rutin terbang Jawa. Latihan rutin terbang jawa ini sebagai upaya melestarikan budaya yang diikuti oleh warga NU, anggota Ansor, dan anggota IPNU Dukuh Yomani.
Kegiatan yang digelar setiap Jumat dari pukul 15.30 sampai dengan 17.30 WIB dan juga Sabtu dari pukul 19.30 sampai dengan 23.30 di Gedung MWCNU Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal.
Penanggung jawab kegiatan kesenian Fazar Abdul Naser kepada NU Online Jateng, Rabu (15/9) mengatakan, kesenian terbang jawa merupakan kesenian yang sudah berjalan cukup lama dan sebagai warisan para leluhur yang harus dilestarikan.
"Kegiatan latihan terbang jawa untuk menjaga tradisi yang diajarkan oleh ulama sesepuh Dukuh Yomani yang saat ini hampir punah dan hanya beberapa orang tua yang bisa main srakalan. Srakalan itu merupakan nama lain dari terbang Jawa," ujar Fazar.
Disampaikan, terbang jawa adalah jenis musik yang terdiri dari beberapa terbang yang dimainkan untuk mengiringi pembacaan shalawat, barzanji, dhiba, atau srakalan.
"Alhamdulillah atas dukungan Haji Asmui, Bapak Rebo, dan Ustadz Kaherudin yang merupakan sesepuh Dukuh Yomani kegiatan terbang jawa mendapat respons cukup baik dari pemuda NU," terangnya.
Bahkan lanjutnya, dengan diadakannya pelatihan srakalan atau terbang Jawa ini antusias warga NU khususnya para pemudanya sangat banyak yang berbondong-bondong ingin mengikuti.
"Sebagai orang yang dilahirkan di Dukuh Yomani dengan adat budaya Islami yang luar biasa kesenian yang hampir punah ini bisa dilestarikan. Sebagai pemuda saya harus berkomitmen menjaga apa yg telah diwariskan oleh sesepuh," ujar Naser.
Riski Syahputra salah satu peserta yang mengikuti kegiatan rutin terbang Jawa berharap istiqamah dalam mengikuti kegiatan tersebut. Serta bisa memainkan terbang Jawa. "Apalagi sekarang jarang yang bisa memainkan kesenian srakalan atau terbang Jawa," ungkapnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: M Ngisom Al-Barony