Warta

PCINU Libya Resmi Kukuhkan Kepengurusan Baru, Tekankan Pentingnya Mengembalikan Marwah Ulama NU

Kamis, 24 April 2025 | 15:30 WIB

PCINU Libya Resmi Kukuhkan Kepengurusan Baru, Tekankan Pentingnya Mengembalikan Marwah Ulama NU

PCINU Libya resmi kukuhkan pengurus baru.

Libya, NU Online Jateng 

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Libya sukses menyelenggarakan acara pengesahan dan musyawarah kerja kepengurusan baru. Kegiatan yang berlangsung di dua wilayah, Tripoli dan Zliten, ini menjadi momentum penting untuk memperkuat eksistensi NU di tanah perantauan.

 

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ahmad Syauqi Huda yang membacakan Surah Ali Imran ayat 103—ayat yang sarat dengan pesan persatuan umat. Suasana semakin khidmat ketika seluruh hadirin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta lagu Hubbul Wathan, sebagai simbol cinta tanah air dan semangat ukhuwah Islamiyah.

 

Dalam sambutannya, Rais Syuriah PCINU Libya, Muhammad Aliyyul Izz, menegaskan pentingnya menghidupkan kembali peran PCINU sebagai wadah silaturahim sekaligus media dakwah yang mengenalkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah kepada masyarakat internasional.

 

“Kita lihat sekarang banyak sekali hal-hal yang terjadi di sosial media baik sengaja maupun tidak yang lebih memfitnah NU itu sendiri dan ini semua hanya bisa diubah oleh generasi yang ada, oleh karena itu kita harus mengembalikan marwah NU ini seperti sedia kala, sebagaimana KH Hasyim Asy'ari mendirikan NU,” ujarnya dalam rilis yang diterima oleh NU Online Jateng, Kamis, 24/4/2025.

 

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keunggulan NU terletak pada tradisi keilmuan yang mendalam, bukan sekadar cerita atau dongeng.

 

“Pendahulu NU itu sangat terkenal dengan pentahqiqan kitabnya, ataupun pengajian kitabnya, amalan-amalan NU juga sangat terkenal, kita harus kembalikan marwah itu, jangan sampai orang melihat NU ini adalah orang-orang yang hanya bisa memberikan sesuatu yang khayalan, bahkan kita harus bisa bersaing di dunia internasional, membawa ummat kepada maslahat yang lebih baik,” tambahnya.

 

Sementara itu, Rais Tanfidziyah wilayah Zliten, Abdul Hadi, dalam sambutannya turut menyuarakan kebanggaannya menjadi bagian dari keluarga besar NU, terutama dalam menghadapi tantangan dan stigma yang muncul dari luar.

 

“Rasa bangga ini menjadi krisis di antara para warga Nahdlatul Ulama. Oleh sebab itu saya menghimbau kepada para pengurus jangan sampai ada rasa malu di dalam hati kita sebagai warga Nahdlatul Ulama, sebagaimana telah disampaikan oleh Rais Syuriah kita bahwa ulama NU dahulu terkenal dengan pentahqiqan kitab, penulisan kitab, yang mana keberkahannya itu terbukti bukan sekedar dongeng, yaitu lestarinya Nahdlatul Ulama hingga saat ini,” ujarnya.

 

Abdul Hadi juga mengutip dawuh KH Maimun Zubair tentang penamaan “Nahdhoh” yang menggunakan wazan fa'lah, masdar marrah yang berarti kebangkitan sekali untuk bertahan selama-lamanya.

 

Ia menutup sambutannya dengan penekanan pentingnya kerja sama dalam menjalankan organisasi. “Organisasi tidak akan berjalan mulus jika kita tidak berjibaku satu sama lain, bahu membahu untuk menjalankan roda organisasi ini,” tegasnya.

 

Puncak acara yang dilaksanakan pada Jumat, 18 April 2025 ini ditandai dengan penandatanganan Surat Keputusan Kepengurusan PCINU Libya yang mulai berlaku pada 20 Syawal 1446 H atau 18 April 2025 M. SK tersebut ditandatangani oleh Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah dari wilayah Tripoli dan Zliten, sebagai bentuk legalitas dan komitmen bersama.

 

Rangkaian acara turut diwarnai dengan penayangan video sambutan dari Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Mustofa. Dalam video tersebut, KH Zulfa mengenang tradisi pengajian rutin selama bulan Ramadhan yang diakhiri dengan khataman kitab kuning. Tradisi ini diharapkan terus hidup dan menjadi semangat dakwah bagi kader NU di manapun berada.

 

Kegiatan diakhiri dengan pembacaan doa oleh Wakil Rais Syuriah PCINU Libya, Muhammad Wahidal Akbar, yang sekaligus menandai penutupan acara.

 

Dengan terlaksananya pengesahan ini, PCINU Libya diharapkan dapat semakin solid dalam mengemban amanah, membawa misi ke-NU-an ke ranah internasional, serta memperkuat ukhuwah nahdliyah di tengah dinamika kehidupan diaspora.