Warta

Jangan Kosong-Kosong, Ini Kumpulan Ucapan Sungkem Lebaran dalam Bahasa Jawa

Sabtu, 29 Maret 2025 | 10:15 WIB

Jangan Kosong-Kosong, Ini Kumpulan Ucapan Sungkem Lebaran dalam Bahasa Jawa

Silaturrahim lebaran. Foto: ilustrasi/pinterest

Semarang, NU Online Jateng 
Lebaran selalu menjadi momen istimewa bagi umat Islam, tidak hanya sebagai perayaan kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga sebagai ajang mempererat tali silaturahmi. Salah satu tradisi yang tetap lestari di berbagai daerah adalah sungkeman. Tradisi ini menjadi simbol penghormatan dan kasih sayang, di mana anak-anak bersimpuh di hadapan orang tua, meminta maaf atas segala kesalahan, dan memohon restu.


Di banyak keluarga, sungkeman dilakukan setelah salat Idulfitri, dimulai dari anak kepada orang tua, kemudian berlanjut ke anggota keluarga yang lebih tua. Tak jarang, suasana haru menyelimuti prosesi ini, dengan air mata yang menetes sebagai ungkapan tulus dari hati. Meskipun zaman terus berkembang, tradisi ini tetap dijaga, bahkan diadaptasi dalam bentuk yang lebih modern, seperti sungkeman virtual bagi mereka yang tidak bisa berkumpul secara langsung.


Lebaran bukan sekadar perayaan, tetapi juga waktu untuk kembali menyatukan hati, memperbaiki hubungan, dan menumbuhkan kembali nilai-nilai kekeluargaan yang mungkin sempat terabaikan. Tradisi sungkeman menjadi pengingat bahwa meminta dan memberi maaf adalah bagian dari kebesaran hati yang harus selalu dijaga.


Menurut Aris Setya Arsari, Guru Bahasa Jawa di SMPN 1 Jambu, Kabupaten Semarang, yang aktif membagikan edukasi budaya Jawa melalui akun TikTok-nya @arissetyaarsari, ucapan sungkem dalam bahasa Jawa memiliki makna mendalam sebagai ungkapan ketulusan hati.


"Ucapan sungkem tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga cara kita menunjukkan rasa hormat dan mempererat hubungan antargenerasi," jelas Bu Ais, demikian sapaan akrabnya.


Berikut beberapa contoh ucapan sungkem Lebaran dalam bahasa Jawa yang dapat digunakan saat bersilaturahmi:
1. Ngaturaken sugeng riyadi, sedaya kalepatan nyuwun pangapunten.
(Mengucapkan selamat hari raya, mohon maaf atas segala kesalahan)


2. Ngaturaken sugeng riyadi, nyuwun pangapunten lair dumugi batos.
(Mengucapkan selamat hari raya, mohon maaf lahir dan batin)


3. Pak/Bu kula ngaturaken sugeng riyadi, nyuwun pangapunten awit saking sedaya kalepatan kula.
(Bapak/Ibu, saya mengucapkan selamat hari raya, mohon maaf atas segala kesalahan saya)


4. Bapak/Ibu kula ngaturaken sugeng riyadi, sedaya kalepatan kula ingkang dipunsengaja utawi boten dipunsengaja nyuwun pangapunten ingkang kathah. mugi ing dinten riyaya menika dosa panjenengan dalasan kula dipunlebur dening Gusti.
(Bapak/Ibu, saya mengucapkan selamat hari raya. Segala kesalahan saya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga pada hari raya ini, dosa Bapak/Ibu serta saya diampuni oleh Allah)


5. Kepareng matur dhumateng bapak saha ibu, sowan kula ing ngriki saperlu ngaturaken sugeng riyadi, sembah sungkem pangabekti kula dhateng bapak saha ibu. Mbok bilih wonten kalepatan anggen kula matur ugi solah bawa kula nyuwun agenge sih samodra pangaksami.
(Izinkan saya berbicara kepada Bapak dan Ibu, saya datang ke sini untuk mengucapkan selamat hari raya. Saya menyampaikan penghormatan dan rasa bakti kepada Bapak dan Ibu. Jika ada kesalahan dalam perkataan maupun sikap saya, saya mohon dengan sangat keluasan maaf dari Bapak dan Ibu)