• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 20 April 2024

Regional

NU Dukuh Salatiga Bentengi Kader NU dengan Usfuriyah

NU Dukuh Salatiga Bentengi Kader NU dengan Usfuriyah
Kiai Badar sedang memimpin acara (Foto: NU Online Jateng/Rifqi)
Kiai Badar sedang memimpin acara (Foto: NU Online Jateng/Rifqi)

Salatiga, NU Online Jateng

Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Kelurahan Dukuh, Salatiga mulai menggiatkan Pengajian Selapanan Malam Jum'at Legi di masa pandemi. Rutinan yang dimulai dengan pembacaan Maulid Burdah, tahlil dan ditutup dengan kajian kitab Mawaidzul Usfuriyah merupakan salah satu ikhtiar para pegiat organisasi yang dilahirkan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dari paham yang berseberangan dari ahlussunnah wal jamaah (Aswaja).

 

"Rutinan ini sengaja digelar untuk membentengi kader Nahdlatul Ulama dari gerakan yang berkedok NU. Banyak yang mengaku aswaja, ngaku NU, tapi melarang pelestarian amaliah NU," kata Ketua Ranting NU Dukuh Kiai Muhammad Badaruddin Alhafidz kepada NU Online Jateng, Jumat (11/12).

 

Pengasuh Pesantren Darul Falah, Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga ini lantas menerangkan alasan penggunaan kitab karya Syekh Abu Bakar al-Usfury sebagai kajian kitab kuning dalam selapanan yang diikuti oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Fatayat dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Menurutnya, kitab Ushfuriyah menjadi motivator belajar dan beribadah bagi para pengkajinya.

 

"Ushfuriyah ini bukan sebatas kitab yang memuat hadist dengan sanad (urutan penyampai hadist) yang bersambung sampai Rasulullah, namun Usfuriyah juga mengajarkan pentingnya sifat peyayang dan memberikan motivasi agar semangat belajar, beribadah, dan sebagainya," ungkap kiai yang juga aktif di Jamiyyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Salatiga.

 

Meski kitab tersebut dirasa tepat bagi semua kalangan masyarakat, namum kiai muda yang berguru Al-Qur'an kepada KH Munawir Munajat Alhafidz (Mbah Nawir) di Pesantren Nazzalal Fuqoon, Tingkir Tengah, Salatiga ini belum bisa membuka rutinan untuk masyarakat umum. Sebab, pengajian yang digelar di Masjid Nuruz Zahroh Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga merupakan uji coba penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam pengajian.

 

"Sekarang ini masih pandemi. Masyarakat harus diberi contoh menerapkan protokol kesehatan dulu sebelum dilibatkan untuk mengikuti maupun membantu pelaksanaan selapanan," tutur kiai yang telah mengonsultasikan kitab kepada Mbah Nawir.

 

Apresiasi diberikan Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Sidomukti Kiai Mukarrom. Katanya, kajian kitab kuning yang disampaikan dengan konteks tantangan zaman sangat dibutuhkan warga Kota Salatiga yang dikenal plural.

 

"Sangat penting menjaga masyarakat dari paham-paham yang memecah belah persatuan bangsa. Salah satunya ya ngaji selapanan dengan kitab Usfuriyah ini," ucapnya.

 

Terkait penerapan protokol kesehatan, ia berharap peran organisasi kepemudaan NU dapat menertibkan secara lunak. "Protokol kesehatan memang harus diterapkan. Ini untuk menjaga para kiai kita, guru kita, ulama kita. Saya harap adanya Banser sebagai pasukan pengamanan ini bisa maksimal. Banser bisa mengatur dengan lebih santun karena tidak terikat aturan formal seperti satgas bentukan pemerintah. Saya harap masyarakat mematuhi aturan ini, nanti saat selapanan terbuka untuk umum," pungkasnya. (*)

 

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Ahmad Mundzir


Regional Terbaru