• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 4 Mei 2024

Regional

Lesbumi Demak Ungkapkan Sejarah Tradisi Lebaran Ketupat

Lesbumi Demak Ungkapkan Sejarah Tradisi Lebaran Ketupat
Ketupat (Sumber foto: NU Online)
Ketupat (Sumber foto: NU Online)

Demak, NU Online Jateng

Dalam rangka membangkitkan kembali tradisi yang dilakukan oleh Sultan Demak Raden Fatah, Badha Kupat Syawal (Lebaran Ketupat) yang biasanya ditandai dengan pembuatan kupat, sebagai khas makanan yang disajikan dalam acara doa bersama umat Islam di kasultanan Demak.


Nur Wahid, Wakil Ketua Lesbumi Demak mengungkapkan bahwa tradisi yang sudah lahir sejak era kerajaan kasultanan Demak Bintoro tersebut memadukan antara adat istiadat lama sebelum kerajaan Demak di islamisasi dengan adat sesuai dengan ajaran islam oleh para wali dan Raja Demak Raden Fatah, sehingga Kupat dan Badha Syawal dirangkai dengan kegiatan yang lebih memuat nilai-nilai ajaran Islam, terutama untuk membangun silaturrahim dan bersedekah kepada sesama.


"Maka banyak warga Demak sejak dulu berbagi kupat kepada saudara dan tetangga sekitar, ini merupakan bentuk wujud ajaran Islam untuk berbagi sesama di dalam masyarakat," tuturnya.


Untuk itu, lanjut Wahid, Lesbumi NU Demak bersama PC PMII melaksanakan kegiatan di Makam Sultan Fatah pada momen badha kupat untuk menyerukan kembali tradisi khas Kota Wali yang dimulai sejak zaman kerajaan Demak.


"Supaya ke depannya pemerintah dan masyarakat terdorong kembali untuk membudayakan, sehingga Kabupaten Demak kembali menunjukan kebesaran kekayaan budaya luhur asal Demak," tegasnya.


Sebelumnya juga diadakan safari halal bihalal terlebih dahulu di kediaman para Alumni PMII mulai dari kediaman Ketua Lazisnu Demak Zayinul Fata, Ketua PC NU Demak KH Abdurrahman Kasdi Wakil, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah sekaligus Pengurus YPNU Demak KH Ali Mashyar, dan masih banyak lagi, kemudian ditutup dengan diskusi dan ziarah ke makam Raden Fatah, Kamis (20/5).


Sementara itu, ketua IKA PMII Demak, Mulyani M Noor juga berpesan kepada para Kader bahwa PMII itu harus tetap menjaga idealismenya, sangat disayangkan jika usia muda tapi idealisme sudah hilang, karena hanya anak muda atau mahasiswalah yang bisa bebas berbicara apa saja, berbeda dengan orangtua yang pikirannya sudah bermacam-macam.


"Jangan takut bersuara, gunakanlah kesempatan masa muda dengan sebaik-baiknya. Barangsiapa melihat kemungkaran, maka singkirkanlah kemungkaran itu dengan kekuasaanmu atau tanganmu, yaitu dengan PMII," tegasnya.


"Jadi, bangunlah mulai dari sekarang, dan selalu mempunyai prinsip 'Qulil haqqa walau kana murron' yang berarti, katakanlah apa yang benar walaupun itu pahit. Agar nantinya PMII semakin diperhitungkan dan tidak disepelekan. Akhirnya bisa memberi manfaat untuk masyarakat banyak," sambung Mulyani yang juga pernah menjadi pengurus LP Ma'arif Jawa Tengah selama 29 tahun.


Senada juga diungakapkan Ketua PC PMII Demak, Mi'roj Anwari bahwa kegiatan safari tersebut merupakan kegiatan rutin setiap tahun setelah lebaran selain ajang untuk bermaaf-maafan juga mempererat tali silaturahim antara kader dan alumni PMII dan ditutup dengan ziarah makam.


Kontributor: Samsul Ma'arif

Editor: Ajie Najmuddin


Regional Terbaru