Warta

Ahmad Luthfi: dari Kapolda ke Gubernur, Nuansa Lebaran yang Berbeda

Selasa, 1 April 2025 | 10:30 WIB

Ahmad Luthfi: dari Kapolda ke Gubernur, Nuansa Lebaran yang Berbeda

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi bersama putra bungsunya, Mohammad Alif Daffa, saat shalat Id di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Kota Semarang, pada Senin (31/3/2025).

Semarang, NU Online Jateng 

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi melaksanakan shalat Idul Fitri di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Kota Semarang, pada Senin (31/3/2025). Ia berbaur dengan ribuan masyarakat yang memadati lapangan untuk menunaikan ibadah salat Id bersama.

 

Gubernur Luthfi tiba di lokasi sekitar pukul 06.10 WIB bersama putra bungsunya, Mohammad Alif Daffa. Mantan Kapolda Jawa Tengah itu tampak mendorong kursi roda Alif menuju lokasi salat. Ia kemudian mengambil tempat di shaf paling depan, berdampingan dengan putranya.

 

Bertindak sebagai imam dalam salat Id tersebut adalah pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur'ani, KH Zaenuri Ahmad. Sementara itu, Ketua Baznas RI, Prof. KH Noor Achmad, menyampaikan khutbah usai shalat.

 

“Shalat Id ini adalah yang pertama bagi saya setelah menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah,” ujar Luthfi.

 

Ia menekankan bahwa Idul Fitri merupakan momen refleksi diri dan ajang untuk memperkuat kebersamaan dalam membangun Jawa Tengah. Gubernur mengajak seluruh masyarakat berkontribusi dalam pembangunan daerah, terutama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

 

“Kita tidak bisa membangun daerah sendirian. Semua komponen harus terlibat, mulai dari akademisi, masyarakat, wirausaha, hingga memastikan kepercayaan investor agar ekonomi Jawa Tengah terus berkembang,” paparnya.

 

Usai salat Id, Gubernur Ahmad Luthfi menggelar open house di Wisma Perdamaian. Ia didampingi Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, Sekretaris Daerah Jateng Sumarno, serta para pejabat struktural dan kepala OPD di lingkungan Pemprov Jateng.

 

Tahun ini, Idul Fitri terasa spesial bagi Ahmad Luthfi. Selain menjadi tahun pertamanya sebagai gubernur, ini juga menjadi lebaran pertamanya setelah pensiun dari kepolisian.

 

“Kalau sebelumnya suasananya dinas, sekarang lebih terasa kekerabatannya. Tidak ada lagi batasan formalitas, semua bisa berbaur dan bersilaturahmi dengan leluasa,” ujarnya.

 

Dalam open house tersebut, Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekda Jateng menyerahkan zakat kepada kaum duafa dan fakir miskin. Total sekitar 1.000 paket bantuan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

 

Selanjutnya, acara diisi dengan silaturahmi bersama berbagai kalangan. Hadir dalam barisan pertama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, disusul tokoh agama, masyarakat umum, serta pegawai di lingkungan Pemprov Jateng.

 

“Inilah bentuk nyata bahwa kantor gubernur adalah rumah rakyat. Semua masyarakat bisa hadir, termasuk kaum duafa dan fakir miskin. Ini adalah wujud hadirnya negara di tengah masyarakat,” ungkap Luthfi.

 

Dalam kesempatan itu, Luthfi juga berbagi pengalaman terkait perbedaan Idul Fitri saat ia masih menjadi Kapolda Jateng dan kini sebagai gubernur.

 

“Saat menjadi polisi, tidak ada cuti saat lebaran karena fokusnya adalah pelayanan dan pengamanan masyarakat. Sekarang, saya tetap melayani masyarakat, tapi dalam nuansa yang lebih sipil,” jelasnya.

 

Ia menilai bahwa semangat kekerabatan, gotong royong, dan kebersamaan di lingkungan pemerintah daerah sangat terasa. Menurutnya, kantor gubernur kini lebih terbuka bagi masyarakat, mencerminkan semangat Pancasila dalam kebersamaan dan gotong royong.

 

Sementara itu, Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen menambahkan bahwa open house ini selaras dengan semboyan yang tertera di Wisma Perdamaian, yaitu "Rumah Rakyat".

 

“Kompleks Wisma Perdamaian ini dulunya rumah dinas gubernur, tapi sekarang dibuka untuk umum agar masyarakat bisa memanfaatkannya untuk berbagai kegiatan,” ujar Gus Yasin sambil menunjuk tulisan "Rumah Rakyat" yang terpampang di bagian atas gedung.