Setelah orang-orang musyrik (kaum kafir Makkah) menganggap bahwa kehidupan dan kematian hanyalah sebuah siklus sehingga apabila ada orang hidup lalu mati itu hanya karena dibinasakan oleh masa, maka mereka pun lantas tidak percaya jikalau setelah kematiannya akan ada kehidupan baru untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan.
Dengan penuh kesombongan dan dengan nada mengejek mereka berkata "apakah daging dan tulang yang telah hancur berserakan bisa hidup kembali?, apakah apabila kami telah lenyap dalam tanah akan berada dalam ciptaan yang baru?".
Mereka lupa dan melupakan kemahakuasaan Allah. Tidakkah mereka melihat dirinya sendiri yang semula tidak ada lalu menjadi ada?, yang ketika lahir tak bisa melihat lalu menarawang hingga melihat dan kemudian tumbuh dari kecil, anak-anak, remaja, dewasa, tua, pikun lalu mati?.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat As-Sajdah Ayat 10:
وَقَالُوۡٓا ءَاِذَا ضَلَلۡنَا فِى الۡاَرۡضِ ءَاِنَّا لَفِىۡ خَلۡقٍ جَدِيۡدٍ ۚ بَلۡ هُمۡ بِلِقَآءِ رَبِّهِمۡ كٰفِرُوۡنَ
Artinya:
Dan mereka berkata, Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami akan berada dalam ciptaan yang baru? Bahkan mereka mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.
(QS As-Sajdah : 10)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri