Seorang lelaki yang satu ini hanya seorang kuli bangunan yang tentu kalau dilihat dari sudut penghasilan mungkin penghasilannya hanya cukup untuk menghidupi anak dan istrinya, tapi dibalik itu semua ada hal yang terjadi di luar nalar akal manusia.
Di luar nalar akal manusia karena di samping bisa memberi nafkah anak dan istrinya, lelaki itu juga mampu membiayai adik-adiknya yang mondok di pesantren, bahkan katanya salah satu adiknya ada yang lulus sarjana.
Ketika ditanya bagaimana caranya membiayai pendidikan adik-adiknya yang ada di pesantren dan yang kuliah di perguruan tinggi?, jawabnya "Saya juga tidak tahu, tapi setiap kali saya harus membayar kebutuhan adik-adik saya yang sedang nyantri atau sedang kuliah ada saja jalannya".
Lalu apa amalan yang dilakukan?, jawabnya "Saya selalu membaca shalawat untuk Rasulullah saw". Dan ketika ditanya apakah ada jumlah hitungan dalam membaca shalawat?, jawabnya "Tidak ada, mengapa harus pakai hitungan?, sedangkan Rasulullah saw tidak pernah berhitung (itung-itungan - bhs jawa) ketika mengasihi umatnya".
Sungguh, barang siapa yang bersalawat kepada Rasulullah saw, maka Allah akan mengabulkan keinginannya dan mengangkat derajatnya.
Hadits nabi:
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً صلَّى اللَّهُ عليهِ عشرَ صلَواتٍ ، وحُطَّت عنهُ عشرُ خطيئاتٍ ، ورُفِعَت لَهُ عشرُ درجاتٍ
Artinya:
Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah bershalawat untuknya sepuluh kali, menghapuskan darinya sepuluh keburukan dan meninggikannya sebanyak sepuluh derajat. (HR Ahmad)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri