Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra

Taushiyah

Cukuplah Kematian Jadi Nasehat

Foto: Ilustrasi (nu online)

Cukuplah kematian menjadi nasehat dan mauidloh, artinya setiap ada kematian di situlah ada sebuah pengingat bahwa siapapun orangnya akan mengalami kematian lalu meninggalkan dunia seisinya.


Sejarah telah mencatat bahwa orang yang berkuasa di zamannya lalu mati dan hanya menjadi catatan sejarah, orang kaya di zamnnya lalu mati dan tidak bisa membawa hartanya kecuali yang diinfakkan di jalan Allah.


Orang-orang cerdas dan pintar di zamannya lalu mati dan ilmunya tidak lagi berarti kecuali yang diajarkan dan diamalkan, orang-orang papa di zamannya lalu mati sama halnya dengan orang lain yang meninggalkan cerita. Beruntunglah orang yang nafasnya belum mendesak di kerongkongannya sedangkan ia mau berbuat kebajikan.


Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Qiyamah Ayat 26-30 :
 

كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ*
وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ * 
وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ*
وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ * 
إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ*


Artinya :
   26. Tidak! Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan,
   27. dan dikatakan (kepadanya), "Siapa yang dapat menyembuhkan?"
   28. Dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia),
   29. dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan),
   30. kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.
(QS Al-Qiyamah : 26 - 30)



KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng tahun 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng 

Ahmad Niam Syukri
Editor: M Ngisom Al-Barony

Artikel Terkait