Regional

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid; Wakaf dan Zakat Dikelola Produktif dan Profesional Bisa Atasi Kemiskinan

Ahad, 6 Juli 2025 | 16:00 WIB

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid; Wakaf dan Zakat Dikelola Produktif dan Profesional Bisa Atasi Kemiskinan

Acara serap aspirasi bersama tokoh agama dan lembaga mitra Kemenag di Pendopo Garuda, Kudus. (Foto: dok Humas Kemenag Jateng)

Kudus, NU Online Jateng

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid, menegaskan bahwa zakat dan wakaf yang dikelola secara produktif dan profesional mampu menjadi solusi jangka panjang untuk mengentaskan kemiskinan.

 

“Kalau kita tahu bagaimana mengelola hasil wakaf, maka masalah kemiskinan bisa diselesaikan,” ungkapnya saat serap aspirasi bersama tokoh agama dan lembaga mitra Kemenag di Pendopo Garuda, Kudus, Sabtu (5/7/2025).

 

Wachid menyebut kegiatan ini penting untuk menyerap langsung suara masyarakat dan memperkuat komunikasi pusat-daerah. Ia juga mengapresiasi suksesnya penyelenggaraan ibadah haji di Kudus yang berlangsung lancar dan minim keluhan.

 

Sementara itu, Kabid Penaiszawa Kanwil Kemenag Jateng, Imam Buchori, menyebut perlunya perubahan paradigma wakaf. 

 

“Wakaf jangan hanya identik dengan 3M: Mushola, Masjid, dan Makam. Wakaf tidak harus menunggu kaya. Wakaf bisa berupa aset produktif untuk membangun ekonomi umat. Kudus sangat berpotensi menjadi kota wakaf,” ujar Imam.

 

Ia juga menegaskan pentingnya profesionalisme nazhir atau pengelola wakaf. Jika ada tanah wakaf yang tidak digunakan secara maksimal, masyarakat bisa melaporkannya ke Kementerian Agama untuk ditindaklanjuti.

 

“Kalau ada tanah wakaf yang tidak dimanfaatkan, kami siap menindaklanjuti. Nazhir harus profesional dan punya visi ke depan,” imbuhnya.

 

Menurut Imam, potensi wakaf di Indonesia sangat besar, namun masih terbentur oleh keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang pengelolaannya. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan regulasi dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan wakaf secara nasional.

 

Kegiatan ini, lanjut Imam, terlaksana berkat dorongan langsung dari Abdul Wachid. Efisiensi anggaran yang terjadi belakangan ini sempat menjadi kendala untuk melaksanakan kegiatan serap aspirasi seperti tahun-tahun sebelumnya. 

 

Namun Wachid mendorong agar gerakan mendengar aspirasi masyarakat tetap berjalan, termasuk di wilayah Jawa Tengah, dengan Kudus sebagai salah satu titik utamanya.