Regional

Jelang Konfercab, PCNU Klaten Persiapkan Rekomendasi Isu Pertanian Ramah Lingkungan

Jumat, 23 Mei 2025 | 13:00 WIB

Jelang Konfercab, PCNU Klaten Persiapkan Rekomendasi Isu Pertanian Ramah Lingkungan

Bahtsul Masail PCNU Klaten

Klaten, NU Online Jateng 

Menjelang pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) XVII, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Klaten tengah mematangkan sejumlah rekomendasi strategis. Salah satunya adalah terkait isu pertanian yang ramah lingkungan.

 

Rais Syuriyah PCNU Klaten, KH Mukhlis Hudaf, menekankan pentingnya pendekatan yang komprehensif dalam pengelolaan sektor pertanian agar tidak menimbulkan kerusakan ekologis.

 

"Dalam pengelolaan pertanian, kita tidak boleh egois dan berpikir jangka pendek. Keberlangsungan hidup anak cucu kita ke depan perlu dipertimbangkan dengan senantiasa menghindari kerusakan alam serta menjaga keseimbangan ekosistem," ungkapnya, Jumat (23/05/2025).

 

Hal tersebut disampaikannya saat mengutip Draf Bahtsul Masail yang akan dibahas dalam Konfercab. Dalam draf tersebut disebutkan bahwa penggunaan pupuk sintetis diperbolehkan dengan syarat-syarat tertentu.

 

"Bahan dasar pupuk sintetis menurut Prof Widodo pada dasarnya berasal dari unsur yang sama seperti pupuk organik. Namun, penggunaannya harus memperhatikan takaran serta dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan," jelasnya.

 

Lebih lanjut, Kiai Mukhlis menjelaskan bahwa penggunaan pestisida beracun yang membahayakan tumbuhan dihukumi haram. Hal ini sejalan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 43 Tahun 2019.

 

"Hukumnya boleh menggunakan pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu yang telah memenuhi syarat uji toksisitas dan residu," pungkasnya.

 

Draf Bahtsul Masail juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk lebih aktif dalam memberikan pendampingan serta edukasi kepada para petani mengenai dampak negatif penggunaan pupuk sintetis dan pestisida.

 

"Selain itu, pemerintah diharapkan dapat menyediakan pupuk organik yang aman bagi kesehatan, ramah lingkungan, serta terjangkau oleh petani," lanjut Kiai Mukhlis.

 

Ketua Tanfidziyah PCNU Klaten, H Mujiburohman, menyatakan bahwa penyusunan rekomendasi ini bertujuan agar Konfercab membawa kemaslahatan yang nyata bagi umat.

 

“Konfercab XVII harus menjadi momentum untuk menghasilkan keputusan strategis, utamanya dalam isu pertanian berbasis bio intensif serta persoalan sampah,” tuturnya.

 

Pernyataan tersebut disampaikan dalam dialog bertajuk Dampak Penggunaan Pupuk Kimia dalam Proses Pertanian bersama Prof Widodo, Guru Besar Hama dan Penyakit Tanaman dari IPB Bogor. Acara ini berlangsung di Kantor PCNU Klaten, Jalan Klaten–Solo No. 9, Sumber Lor, Jombor, Ceper, Klaten.

 

“Turut diundang pula para pemangku kebijakan, termasuk anggota DPRD Kabupaten Klaten agar mampu memperjuangkan regulasi yang berpihak pada petani,” imbuhnya.

 

Dalam pemaparannya, Prof Widodo menekankan pentingnya menjaga keseimbangan energi dalam pengelolaan pertanian.

 

"Hukum Kekekalan Energi berlaku juga dalam pertanian. Seberapa besar hasil yang kita manfaatkan harus diimbangi dengan upaya menjaga fungsi tanah dan keseimbangan ekosistem," ujarnya.

 

Menurutnya, semua ciptaan Allah memiliki nilai manfaat dan fungsi tersendiri.

"Setiap makhluk dan ciptaan Allah di muka bumi ini telah ditetapkan fungsinya, dan semuanya membawa manfaat," ucapnya.

 

Senada dengan itu, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) PCNU Klaten, Wardiyono, menyampaikan bahwa kehidupan alam semesta sejak awal diciptakan dalam keadaan seimbang.

 

“Ketika keseimbangan itu terganggu, maka yang terjadi adalah bencana. Penggunaan pestisida dan pupuk sintetis secara berlebihan tidak hanya membunuh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), tetapi juga merusak ekosistem pengendali hayati serta merusak struktur tanah,” jelasnya.

 

Wardiyono menambahkan bahwa tanah yang rusak tidak mampu menyerap dan menyimpan air dengan baik, sehingga meningkatkan risiko banjir dan bencana lainnya.

 

"Upaya untuk kembali pada pertanian ramah lingkungan harus menjadi bagian dari tanggung jawab kolektif kita sebagai khalifah di bumi," tegasnya.