Hadapi Kritik kepada NU dengan Bijaksana dan Tidak dengan Marah, Ini Nasehat Baik Gus Rozin
Ahad, 24 Agustus 2025 | 17:45 WIB

Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng, KH Abdul Ghaffar Rozin saat menghadiri acara retreat calon pengurus PW GP Ansor Jateng. (Foto: Rauyan)
Boyolali, NU Online Jateng
Akhir-akhir ini Nahdlatul Ulama (NU) sedang menghadapi banyak kritik karena perilaku sebagian masyarakat NU, bahkan pengurus dan pimpinam NU yang menimbulkan pro dan kontra.
Oleh karenanya, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin meminta warga NU untuk bijaksana dan tidak marah terhadap segala kritik tersebut.
Pria yang akrab disapa Gus Rozin ini menyampaikan hal tersebut di hadapan calon pengurus PW GP Ansor Jawa Tengah saat di Bukit Senjaya Selo Boyolali pada Sabtu malam (23/8/2025).
"Kritik-kritik itu tidak bisa kita hadapi dengan marah-marah. Tapi harus dengam strategi dan kerja nyata di masyarakat. NU dan Ansor harus jalan bersama menghadapi kritik itu dengan sikap bijaksana dan ramah," ungkapnya.
Gus Rozin mengatakan kontroversi yang paling banyak mengundang perhatian masyarakat adalah pengajian dengan konsep acara yang dianggap tidak sesuai dengan citra islami, kemudian acara budaya yang terlalu pop culture, lalu yang paling fenomenal adalah kontroversi status habaib.
Gus Rozin mengatakan, saat ini NU menghadapi "badai" di atas dan di bawah. Badai di atas terkait dengan konflik kepentingan, lalu di bawah terjadi pergesekan masyarakat terkait pro kontra habib, ada kiai yang ditolak masyarakat, konflik wakaf masjid, dan ada pula perusakan kantor MWCNU di sebuah daerah.
"Kejadian-kejadian ini punya benang merah bahwa kita perlu waspada karena ada yang "meremot" konflik di titik-titik panas di berbagai daerah di Jawa Tengah," jelasnya.
Titik-titik panas ini, lanjut Gus Rozin, jika tidak kita hadapi dengan kepala dingin maka akan menjadi "kebakaran besar".
"Maka, rangkaian peristiwa itu menuntut kejernihan pikiran kita dalam menghadapi peristiwa itu," ungkapnya.
"Langkah dasar yang harus dilakukan NU dan Ansor adalah memperkuat profesionalisme organisasi, kedisipilinan, serta tindakan nyata bagi ummat," tutupnya.
Ansor dan NU Solid dalam Menjalankan Perjuangan
"Semoga Ansor Jateng solid meskipun mengalami dinamika luar biasa sejak konferwil hingga mendapatkan SK. NU pasti berurusan dengan Ansor dan Banom-banom yang lain," jelasnya.
Ansor dan Banser itu sebagai tulang punggung NU yang berperan memajukan peradaban di lingkungan Jam'iyah. Menurut Gus Rozin, ibarat jika NU adalah kepala dan dada, maka pundak, lutut, kakinya adalah Ansor dan Banser.
"Sinergitas atau koherensi harus dibangun oleh NU dan Banom-banomnya. Ini bisa memperkuat NU dalam kontestasi politik, ekonomi, hingga pendidikan dan inovasi," ujarnya.